Rabu, 16 April 2025

Bantuan Aksi Sosial Paskah GKJW Bojonegoro


Dengan antusias warga menyerahkan kartu warna kuning kepada panitia. Ada nomor di kartu itu. Itulah nomor pengambilan bantuan beras pada aksi sosial Paskah yang diselenggarakan oleh GKJW Bojonegoro pada Kamis 17 April 2025. Setelah diterima petugas, warga itu dipersilakan mengambil beras dari atas meja yang disediakan. (penerbitmajas.com)

PENERIMAAN BANTUAN AKSI SOSIAL PASKAH GKJW BOJONEGORO

Dalam rangka merayakan hari raya Paskah 2025, Gereja Kristen Jawi Wetan Bojonegoro menyelenggarakan aksi sosial berupa pemberian bantuan beras kepada warga sekitar pada Kamis 17 April 2027. Sejumlah warga RT 5, 6, 7 Kelurahan Kadipaten Bojonegoro menerima bantuan setiap keluarga 5 kilogram beras. (penerbitmajas.com)


Seni Kritik Sastra Secara Teka-teki Intel

Kata sip dari penyair cantik terhadap tulisanku perikop sebelum ini mestinya membuatku tergila-gila. Bukan kepada siapa-siapa. Apalagi kepadanya yang sudah kuanggap kakakku sendiri karena merekomendasikanku masuk sastra kota Dewan Kesenian Jakarta 2003. Lalu telah memberi endorsement berupa ulasan cukup panjang untuk novelku yang terkait erat dengan Dewan Kesenian Jakarta juga. 

Makna Teks Karya Seni Sastra

Bila tidak menyebut Roland Barthes dengan teori pengarang sudah mati maka tidak lengkaplah buku seni kritik sastra ini.  Maksud orang Prancis ini dalam bukunya tahun 1967 itu adalah makna teks karya seni sastra tidak ditentukan oleh penulisnya tetapi pembacanya.

Kesempatan Diskusi Sesuai Referensi dan Preferensi

Bagaimana soal edukasi kepada orang yang tidak sanggup memaknai karyaku? Tidak ada orang yang tidak sanggup, semua sanggup memaknai. Tetapi secara berbeda, tergantung referensi dan preferensi yang dimilikinya. Baik. Jadi begitu jugakah cara menjawab kritik seseorang terhadap karya kita?

Bebas Tafsir

Seorang yang kukritik karya seninya, membela diri. Bebas tafsir pembaca, katanya. Tetapi lanjutnya, yang lebih tahu makna dari karya simbolik hanya penulisnya. Lantas kujawab, itu tidak konsisten. Bebas tafsir itu berarti tidak ada tafsir salah dan benar. 

Senja yang Sihir Sastra

Senja yang Sihir Sastra(1) 

Yonathan Rahardjo(2) 

 (1) Dimaksudkan sebagai Review Pementasan Sastra Senja ‘Lima Sihir Sastra’ Dewan Kesenian Jakarta, di Ruang Kreativitas Terbuka Taman Ismail Marzuki Jumat 8 September 2006

Nama-nama Mereka yang Mengabdikan Diri Dalam Dunia Kritik Sastra

Maka ingatan tentang Asep Sambodja mau tak mau muncul. Dalam buku seni kritik sastra ini nama-nama mereka yang mengabdikan diri dalam dunia kritik sastra harus mendapat tempat. Mereka yang menghidupi dan menghidupkan dunia sastra dalam satu sudut pandang ini: kritik. Tanpa kritik tak ada ulasan tentang karya sastra siapa pun. 

Tokoh Awal Mula Sastra Indonesia Modern

Terjaga dari tidur. Sayang, sebetulnya harus tidur lagi karena masih pukul dua tepat. Masih ada waktu untuk bermimpi titiyani sampai pukul tiga pagi. Tetapi Vitta berdoa, aku harus tidak tidur saat seperti ini. Maka kutulis ini.

Menghargai Kekayaan Intelektual Semua Pengarang

Gas. Ini perikop kelima dari pasal kelima. Di sebelahku saat Ubud Writers and Readers Festival 2009, novelis papan atas Indonesia Ahmad Tohari bilang Ronggeng Dukuh Paruk merupakan novel karya puncaknya satu-satunya. Karya yang lain hanya pendar-pendarnya.

Tak Usah Terus-Terusan Kau Sodorkan Langkah-langkah Penelitian Ilmiah Moralis Terhadap Suatu Seni Kritik Sastra

Tancap. Ini perikop keempat dari pasal kelima. Aku menulis sambil pusing akibat kebanyakan makan udang. Sebetulnya tidak banyak. Tetapi sudah lama aku tidak makan udang. Ini juga metafora.

Sejarah Sastra Indonesia

Baik, aku berlanjut perikop ketiga dari pasal kelima. Kalian yang terbuai oleh sejarah HB Jassin mungkin tidak pernah dengar nama Bakri Siregar. Beruntung aku pernah aktif berkegiatan di PDS HB Jassin sehingga kenal dengan para sastrawan nasional.

Bertarung dengan Pendapat Profesor Sastra Tertentu yang Menilai Suatu Karya Sastra Tidak Sekaliber Namanya

Ini perikop kedua dari pasal kelima bukuku. Kutulis di depan dua orang temanku yang sedang bertamu dan berbincang. Seperti perikop kesatu juga kutulis di depan mereka. Kalau aku mengandalkan ilmu kritik sastra aku tak bakal dapat menulis kritik sastra ini. 

Keseriusan Menulis Seni Kritik Sastra

Luar biasa, Prof. Hudan Hidayat. Aku sampai tak bisa berkata apa-apa atas keseriusannya menulis seni kritik sastra. Betul ini gerakan yang kami pelopori. Dan ia sangat serius tentang hal ini sedari dulu kukenal menulis kritik atas novel Lanang pada 2008. Kini pun, 17 tahun kemudian. 2025. Maka aku putuskan, buku seni kritik sastra yang rencananya akan berisi tulisan kami berdua, harus dipisah.