Rabu, 09 Oktober 2019
Dikotomi Sastra dan Literasi
Oleh: Yonathan Rahardjo
Gerakan literasi sedang marak, di mana-mana orang menulis termasuk karya sastra, lalu dibukukan. Peneliti sastra dan sastrawan banyak yang terusik. Yang terusik ini menganggapnya gerakan pseudosastra. Muncul opini mereka bahwa orang rancu membedakan antara literasi dan sastra. Padahal lho, yang mendikotomikan dua hal ini ya mereka sendiri, sedangkan para penggerak literasi tidak punya nafsu ke situ, satu-satunya semangat adalah agar semua orang dapat menulis (dalam literasi baca-tulis).
Gerakan literasi sedang marak, di mana-mana orang menulis termasuk karya sastra, lalu dibukukan. Peneliti sastra dan sastrawan banyak yang terusik. Yang terusik ini menganggapnya gerakan pseudosastra. Muncul opini mereka bahwa orang rancu membedakan antara literasi dan sastra. Padahal lho, yang mendikotomikan dua hal ini ya mereka sendiri, sedangkan para penggerak literasi tidak punya nafsu ke situ, satu-satunya semangat adalah agar semua orang dapat menulis (dalam literasi baca-tulis).
Langganan:
Postingan (Atom)