Ciri fisik para pemimpin sing pantes mimpin negara sing dikandhakake Jokowi ing rapat sukarelawan ing GBK Jakarta yaiku kleru politik lan kenegaraan Presiden Jokowi. Nafsiraken simbol ingkang dipunandharaken menika mbetahaken sikep ingkang wicaksana.
Rabu, 07 Desember 2022
Basa Puitis Rambut Putih Jokowi
Ngrembug babagan basa simbolis rambut putih lan bathuk kerut mikirake rakyat, saiki bakal luwih jero babagan basa puisi. Basa kang digunakake Jokowi ing GBK yaiku basa puisi. Basa iki beda karo basa kanggo komunikasi. Rembugan iki adhedhasar filosofi Julia Kristeva sing ahli babagan basa donya.
Memperdalam Bahasa Puitis RAMBUT PUTIH JOKOWI berdasar filsafat pakar ba...
Membahas bahasa simbol rambut putih dan dahi berkerut memikirkan rakyat, sekarang kita perdalam tentang bahasa puitis. Bahasa yang dipakai Jokowi di GBK itu adalah bahasa puitis. Bahasa ini berbeda dengan bahasa untuk komunikasi. Bahasan ini berdasar filsafat Julia Kristeva yang pakar ahli bahasa dunia.
LUKISAN TAK BERBINGKAI 9
Dibanding kakaknya yang tidak pernah ikut membantu bapak mengantarkan koran dan majalah Hary paling sering ikut bapak turut mengantarkan koran atau majalah. Saat SMP kelulusan dan libur menunggu hari masuk SMA waktunya cukup luang banyak karena liburan panjang, ia ikut bapak mengantarkan koran dan majalah dengan diboncengkan di atas sepeda motornya.
Ketika Bapak turun sepeda motor dan masuk ke rumah orang yang menemui pelanggannya dan melakukan transaksi atau pembicaraan bisnis atau pembicaraan kekeluargaan sering Hary tetap tinggal di atas sepeda motor. Lalu dikeluarkannya kertas gambarnya dan pulpen untuk mengabadikan pemandangan yang ada dan dijumpai di sekitar.
Waktu liburan itu, ia juga mengantar pengasuhnya mengunjungi saudaranya di desa. Banyak hal menarik yang diabadikan di atas kertas gambar di antaranya rumah bambu keluarga adik pengasuhnya yang umur anaknya sebaya dengannya. Sapinya di kandang yang tak lain juga di dalam rumah palu arit yang disisipkan di dinding bambu rumput dan tiang bambu genteng rumah suasana pedesaan yang khas. Bila Hary melihat lukisan itu serasa di sana dan membaui udara yang terkontaminasi kotoran sapi. Dan tentu saja tak lupa dilukisnya wajah keeponakan pengasuhnya itu, wajah anak desa dengan kerut wajah penderitaan terpanggang matahari untuk mencari rumput guna makan kambing dan sapinya.
Orang tuanya demikian juga, dengan pakaian yang sangat sederhana dan penderitaan yang membuat usianya lebih tua dari yang sesungguhnya. Dengan mengabadikan di atas kertas itu Hary dapat mengabadikankan penderitaan rakyat kecil di desa.
Langganan:
Postingan (Atom)