Luar biasa, Prof. Hudan Hidayat. Aku sampai tak bisa berkata apa-apa atas keseriusannya menulis seni kritik sastra. Betul ini gerakan yang kami pelopori. Dan ia sangat serius tentang hal ini sedari dulu kukenal menulis kritik atas novel Lanang pada 2008. Kini pun, 17 tahun kemudian. 2025. Maka aku putuskan, buku seni kritik sastra yang rencananya akan berisi tulisan kami berdua, harus dipisah.
Aku tidak ingin tulisanku yang seperti catatan harian mengganggu tulisannya. Tulisan Prof. Hudan harus mengguncang sastra Indonesia dan sastra dunia sesuai kapasitasnya sebagai seorang kritikus sastra serius sejak 1990-an. Gerakan Seni Kritik Sastra tidak harus memuat tulisan dua orang pelopornya, Prof. Hudan Hidayat dan saya. Tetapi justru gerakan akan lebih gelombang dahsyat saat syukuran kelahirannya lahir minimal dua buku sekaligus. Dan mereka mandiri sebagai buku yang mengusung Seni Kritik Sastra. Prof. Hudan dengan kekuatan-kekuatannya secara terbaik dalam bukunya. Dan aku pun terpacu untuk membuat lebih bagus buku pertamaku tentang Seni Kritik Sastra lebih dari selesai pada bab keempat perikop kesebelas. Aku harus mengimbangi kehebatan dan keseriusan Prof. Hudan menulis Seni Kritik Sastra. Maka kulanjut menulis pada bab kelima ini. Dan bukuku akan kuberi judul Seni Kritik Sastra Yonathan Rahardjo. Dan untuk Prof. Hudan, apa pun judulnya (ini hak prerogatifnya), itu adalah buku Seni Kritik Sastra Hudan Hidayat. Dan kuusulkan dalam setiap buku ada sub judulnya: Gerakan Seni Kritik Sastra dipelopori Hudan Hidayat dan Yonathan Rahardjo, seperti judul setiap babku itu tak ketinggalan. Maka harapanku dalam peluncuran dua buku itu ada dua judul buku: 1. Seni Kritik Sastra Hudan Hidayat, oleh Hudan Hidayat. 2. Seni Kritik Sastra Yonathan Rahardjo, oleh Yonathan Rahardjo. Dua buku ini punya karakternya masing-masing. Dan keduanya adalah gelombang. Gelombang Gerakan Seni Kritik Sastra. Ini pertanggungjawaban. Buku harus kuat dan berwibawa. Maka ia harus begitu. Maka ia mesti begitu. Maka ia patut begitu. Maka ia layak begitu. Maka ia Gelombang Seni Kritik Sastra. Maka ia Gerakan Seni Kritik Sastra. Maka ia Seni Kritik Sastra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar