Jumat, 27 November 2020

Pelatihan | Belajar Menulis Cerkak Bersama Djajus Pete

 http://jurnalmojo.com/2020/11/26/belajar-menulis-cerkak-bersama-djajus-pete/

Djajus Pete bersama Komunitas Penulis Cerkak  (Slamet Widodo for jurnalMojo.com)

Belajar Menulis Cerkak Bersama Djajus Pete

BOJONEGORO (jurnalMojo.com) — Sanggar Sumilak Balen, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro mengadakan pelatihan calon tutor menulis cerita cekak (Cerkak), Minggu (22/11/2020).

Kegiatan yang didukung oleh TBM Kinanthi, Penerbit Majas, Yayasan 3 Srikandi Sejati (Y3SS), dan KBM Bojonegoro ini diadakan di Cafe K-Noman Bojonegoro.

Menghadirkan narasumber kondang, Djajus Pete, penulis cerkak asli Bojonegoro yang namanya sudah masyhur hingga mancanegara. Pada kesempatan tersebut, ia memperkenalkan buku kumpulan cerkak terbarunya, dengan judul “Manuk-manuk Mabur”.

“Pesertanya terbatas. Hanya lima belas orang. Semuanya guru dari berbagai lembaga pendidikan. Agar hasilnya bisa maksimal,” tutur Emi Sudarwati, salah satu panitia dan juga pemilik TBM Kinanthi Baureno Bojonegoro ini.

Sementara itu, ketua panitia pelaksana, Lestari, yang juga pendiri Sanggar Sumilak, dalam sambutannya mengatakan, tujuan dilaksanakan kegiatan tersebut untuk mencetak tutor yang ahli dalam menulis cerkak.

“Nantinya ilmu yang didapat pada hari ini, bisa ditularkan kepada orang lain, terutama kepada siswa,” jelasnya.

Djajus Pete menyampaikan teknik menulis cerkak yang baik dan benar. Ia juga berbagi tips dan trik mudah menulis cerkak. “Sebelum menulis sebuah cerkak, alur, tokoh, konflik harus sudah terpikirkan dengan tuntas. Sehingga dalam menulis tidak mengalami macet,” tuturnya.

Mbah Djajus, sapaan akrabnya, menyampaikan materi dengan gaya khasnya, santai, sambil menghisap rokok kelobot dan menyeruput secangkir kopi yang ada di depannya.

Seluruh peserta larut mendengarkan wejangan-wejangan Mbah Djajus dari awal hingga akhir acara. Sehingga acara berjalan hampir tiga jam lebih, serasa baru sebentar.

“Lah kok sudah selesai? Padahal baru sebentar,” tutur Lila Kavya, salah satu peserta. (met/jek)

Senin, 24 Agustus 2020

Peristiwa | Workshop Virtual PGRI Bojonegoro (Bag.3)

 Workshop Virtual PGRI Bojonegoro: Menelusuri Kedalaman Kreativitas Guru di tengah Pandemi (Bag. 3)


Oleh: Ajun Pujang Anom


Meskipun bisa dibilang ada hambatan, namun secara overall acara workshop di hari pertama, berlangsung sukses. Tentu saja hal ini membuncahkan harapan, bahwa pelaksanaan di hari kedua atau tepatnya tanggal 20 Agustus 2020 akan lebih lancar. Sebab bisa menilik pengalaman pada hari sebelumnya. Untuk itu panitia pasca-workshop, melakukan evaluasi menyeluruh tentang hal-hal yang memungkinkan nanti dapat dilanjutkan dan diperbaiki.

Berbeda dengan hari pertama, di hari kedua ini, pemateri hanya ada dua orang. Yang pertama adalah Bapak H. Syaifuddin, S.Pd., MM. dan Bapak Bagus Putra W.S., S.Pd. Bapak Syaifuddin merupakan salah satu Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro, dalam paparannya beliau juga tak jauh dari pentingnya kesadaran bagi Bapak dan Ibu Guru dalam memahami keadaan pandemi ini. Sedangkan Bapak Bagus ini adalah salah satu trainer pendidikan nasional dan juga edugames designer. Beliaunya saat ini juga mengabdi di DBL Academy.

Materi yang dipaparkan oleh Bapak Bagus ini memerlukan waktu yang lebih lama. Sebab agendanya padat dengan materi-materi yang berkaitan pemakaian ponsel untuk pendidikan. Sebab kita ketahui, pemakaian ponsel yang begitu akrab saat ini, masih kurang optimal. Kebanyakan hanya untuk show up, gaming, dan jualan online. Padahal jika diberdayakan, lebih daripada itu.

Salah satu aplikasi Android yang ditunjukkan, adalah Quiver. Ini adalah contoh aplikasi di bidang Augmented Reality. Dengan memakai aplikasi semacam ini, anak diharapkan lebih antusias dalam proses pembelajaran. Karena aplikasi tersebut membuat gambar atau foto dapat berubah menjadi bentuk 3D. Dan mampu bergerak-gerak pula. Ini tentu memicu penasaran siswa dan dapat memacu kreativitas dari mereka.

Di kala sedang asyik-asyiknya para peserta menyimak paparan dari narsum kedua ini, listrik tiba-tiba mati. Dan tercium bau kabel yang terbakar. Tentu tak butuh waktu yang begitu lama untuk menemukan sumber masalah. Dengan sigap bagian perbaikan mempersiapkan ulang peralatan. Akhirnya acara bisa berlangsung lagi dengan lancar. Dan ini sebenarnya bisa diduga. Maka untuk itu, panitia telah menyiapkan genset dan ponsel cadangan. Untuk mengatasi kemungkinan yang terburuk. 

Alhamdulillah paparan dan disertai praktek peserta, yang memakan waktu lebih dari tiga jam itu usai. Benar-benar tak terasa. Seakan-akan waktu yang diperlukan kurang. Tetapi peserta tak perlu khawatir, minggu depannya akan dilanjutkan. Semoga di hari ketiga nanti, workshop berjalan dengan lebih baik.

Buku | Kelana Rimba Pembina Pramuka

 

Minggu, 23 Agustus 2020

Peristiwa | Workshop Virtual PGRI Bojonegoro (Bag.2)

 Workshop Virtual PGRI Bojonegoro: Menelusuri Kedalaman Kreativitas Guru di tengah Pandemi (Bag. 2)

Oleh: Ajun Pujang Anom

Hawa kekompakan segera terasakan bagi siapapun yang memasuki ruang kendali workshop di hari Rabu, 19 Agustus 2020. Sebab di sana sebanyak 12 operator lapangan atau disebut Tim LO yang sedang melaksanakan tugas untuk menjaga traffic. Mereka dengan seragam batik PGRI motif Kusuma Bangsa bersemangat untuk mengelola segala hal yang terkait. Sehingga nantinya workshop hari pertama ini berjalan dengan lancar. Mereka tentu tak sendiri, dengan di back up panitia dan sejumlah kru pendukung. Jadi total sejumlah 20 orang dikerahkan untuk menyukseskan acara perdana APKS ini.

Namun manusia boleh berencana, Tuhan yang menentukan. Terjadi beberapa kendala yang mengakibatkan kurang lancarnya acara. Syukurnya ini hanya sempat muncul di awal-awal. Meskipun disadari bahwa memang beginilah yang terjadi bila pelaksanaan workshop dilaksanakan secara daring. Pasti muncul dua permasalahan utama, sinyal dan listrik. Dan ini juga diungkap oleh Ibu Sri Hastuti, S.Pd., M.Pd. dalam makalahnya yang berjudul "Antara Pembelajaran Daring, Hambatan dan Solusi dalam Literasi Digital". Dan disahuti pula oleh Bapak Budi Tjahyo Baskoro, S.Pd., M.Si., seorang psikolog, yang mengambil judul "Pemberdayaan Psikologis dalam Penggunaan Literasi Digital untuk Pengembangan Pembelajaran Daring".






Tidak cuma dua pemateri tadi, ada Bapak Dandi Suprayitno, AP., M.Si., Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro yang memberikan arahan sekaligus menjadi keynote speaker. Beliau menyampaikan, dalam kondisi pandemi ini kita harus selalu menjaga diri dengan memperhatikan protokol kesehatan yang telah dirilis pemerintah. Selain beliaunya ada pula Bapak Drs. Sampun Hadam, S.Pd., MM., Kepala SMK Model PGRI Madiun beliau memaparkan tulisan berjudul "Digital dan Lifeskill Education, Salah Satu Hikmah Covid 19". Yang berisi tentang pentingnya memberikan bimbingan kepada anak didik agar mampu beradaptasi terhadap situasi apapun.









Empat pembicara di workshop bagian pertama ini, tentu saja diharapkan mampu memompa semangat para guru dalam menghadapi musibah gegara Virus Corona. Sebab diketahui dengan timbulnya virus tadi, sedikit banyak menciptakan persoalan baru di bidang pendidikan. Tidak cuma soal jaringan internet dan resiko tertular, juga persoalan mindset. Sebagian orang tua menganggap guru-guru telah memakan "gaji buta" dan tidak bertanggung jawab. Sebab proses pembelajaran yang dulu mereka pegang, kini kembali di-handle orang tua. Terus apa gunanya sekolah? Begitu keluhnya. Padahal jika dicermati secara mendalam, tugas guru menjadi lebih berat. Yang biasanya tidak selalu terhubung internet, sekarang harus eksis di sana. Tentu ini membutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Belum pula soal, anak yang sering tidak tepat waktu mengumpulkan. Sehingga kerja guru tidak lagi 7 jam sehari, bahkan 24 jam atau bisa dibilang lebih dari itu.

Dengan pemaparan beliau berempat tadi ditambah dengan petuah Ketua PGRI Jawa Timur, Bapak Teguh Sumarno dan Ketua PGRI Bojonegoro, Ali Fatikin, di awal acara. Juga dengan diperkuat do'a dari Bapak Diman Nasihin, mempertebal keyakinan Bapak dan Ibu Guru untuk tetap bersemangat mengabdi dalam dunia pendidikan, apapun yang terjadi. Bahwa memang segala yang ada di dunia ini sudah menjadi Kehendak-Nya dan kita selaku hamba-hamba-Nya harus terus berupaya mengikhtiarkan dengan sungguh-sungguh serta dilambari keikhlasan hati. Dengan demikian semua usaha profesional akan berdampak secara signifikan dan barokah.

Jumat, 21 Agustus 2020

Peristiwa | Workshop Virtual PGRI Bojonegoro (Bag.1)

 Workshop Virtual PGRI Bojonegoro: Menelusuri Kedalaman Kreativitas Guru di tengah Pandemi (Bag. 1)


Oleh: Ajun Pujang Anom


APKS PGRI Bojonegoro diamanahi untuk menghelat Workshop Virtual yang bertajuk "Pemanfaatan Literasi Digital untuk Pengembangan Model Pembelajaran Jarak Jauh". Yang sedianya akan digelar dengan sistem IN-ON-IN, mulai 19-26 Agustus 2020. Ini tentu sebuah amanah yang cukup berat. Sebab baru kali pertama ini, APKS PGRI Bojonegoro diberi kesempatan untuk unjuk performa dalam kapasitasnya sebagai sebuah lembaga yang menukangi pelatihan internal. 


Penting untuk diketahui, APKS ini merupakan kependekan dari Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis. APKS adalah sebuah lembaga baru di bawah naungan PGRI, atau lebih tepatnya organ kelengkapan organisasi. Sebagai organ kelengkapan organisasi, APKS bertindak sebagai pusat pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan skill guru. Jadi dengan adanya APKS ini, diharapkan ada kenaikan kualitas pembelajaran. Yang akhirnya berdampak terhadap unggulnya pendidikan Indonesia.

Kesempatan yang diberikan oleh PGRI Bojonegoro terhadap APKS ini bermula, saat Webinar Bincang Pendidikan yang digelar di bulan sebelumnya, yaitu Juli 2020. Pada saat tersebut, terjadi diskusi yang menarik tentang bagaimana melaksanakan proses kegiatan belajar dan mengajar di tengah pandemi. Apakah diperlukan pembelajaran yang full daring ataukah hybrid, yang merupakan kombinasi dengan luring? Bagaimana mengerjakannya berdasarkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah? Dan ketika itu pula lah, ada gagasan menarik untuk mengenalkan APKS ke kalangan guru.

Sebab tak banyak guru yang tahu akan keberadaan APKS. Untuk itulah APKS diberi ajang untuk memperkenalkan diri. Tentu karena sekarang ini, wabah masih menggejala. Salah satu cara yang dianggap terbaik untuk memperkenalkannya, yaitu lewat pelatihan atau workshop. Dengan menggelar workshop ini, APKS diharapkan memperlihatkan kemampuannya untuk menangani sebuah pelatihan dengan sebaik-baiknya. Sebab ke depan, semua pelatihan yang berada di lingkup PGRI, akan di-handle olehnya. Jadi ini tantangan sekaligus peluang bagi APKS untuk membuktikan diri sebagai sebuah lembaga baru.

Dan Selasa, tanggal 18 Agustus 2020, mulai pukul 11.00-15.00 WIB. APKS PGRI Bojonegoro menggelar rapat dan dilanjutkan kegiatan pra workshop. Pra workshop ini merupakan sebuah gladi resik, yang tujuannya untuk mengukur sejauhmana kesiapan panitia beserta fasilitas pendukung. Sebagai wahana uji coba, tentu saja ada perwakilan peserta workshop yang mengikuti. Berjumlah sekitar 150 orang guru, dari total 850 peserta pelatihan daring ini.

Dan terlihat, beberapa kekurangan yang harus segera ditambal. Sehingga pas hari H-nya besok, berjalan dengan lancar tanpa gangguan yang signifikan. Selain itu, pastinya juga panitia memanjatkan do'a agar diberi kemudahan dalam melaksanakan tugasnya. Dan sembari sedikit mengkaji pelaksanaan pelatihan di tiap bulannya.

Buku | Jalan-Jalan Bersama Om San: Zona Asia