Minggu, 25 Oktober 2020

Lomba | 80 PESERTA, UNIVERSITAS BOJONEGORO, GURIT BUPATI BOJONEGORO




Lomba Membaca Geguritan 2020 diselenggarakan oleh TBM Kinanthi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro. Ini merupakan sebuah langkah empati yang ditandatangani oleh Ketua TBM Kinanthi Emi Sudarwati, S,Pd. dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro Dandi Suprayitno, AP, M.S. pada 18 September 2020. Satu bulan saja, waktu pengumpulan video peserta pada batas akhir 20 Oktober 2020. Meski, sebelumnya sudah dilakukan langkah-langkah pra perlombaan jadi membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan .

 

Dalam waktu sesingkat itu, 80 peserta berhasil mengirim video pembacaan gurit masing-masing. Tercatat sebagai peserta nomor urut 1 adalah Tsurayya Rahadatulaisy Rofifah dari SD Muhammadiyah 3 ICP Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro.  Peserta lain secara urut nomor peserta datang dari SD di Kecamatan Tambakrejo Kecamatan Bojonegoro,  Kecamatan Kalitidu, MI di Kecamatan Sumberrejo, SD di Kecamatan Ngraho, SD dan MI Kecamatan Baureno, Kecamatan Sugihwaras, MI di Kabupaten Tuban, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Lamongan, Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro.

 

Dukungan mengalir dari berbagai pihak. Di antaranya, Universitas Bojonegoro (Unigoro) yang tampil sebagai salah satu sponsor acara untuk anak SD/MI ini. Dengan sponsor oleh universitas ternama di Kabupaten Bojonegoro ini, cukup membanggakan para pemeduli bahasa ibu, khususnya bahasa Jawa. Hal ini mengingat sebagai universitas, jenjang untuk siswa SD sampai duduk di perguruan tinggi harus melalui tahap yang panjang di atas SD sebelum universitas. Namun Unigoro sebagai Universitas terkemuka di Kabupaten Bojonegoro, tampil elegan. Setiap langkah positif anak bangsa patut didukung, bahkan sedari kecil, dan mereka anak-anak inilah yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa dan negara setelah sampai pada jenjang dan waktunya.

 

Selain kehadiran Unigoro, yang mengejutkan kemudian adalah dipilihnya gurit Bupati Bojonegoro periode yang sedang jalan yaitu Puisi berjudul Jejeg Njejegmu karya Dr. Hj. Anna Muawanah Bupati Bojonegoro. Pilihan terhadap gurit ini cukup fenomenal, karena dengan pembacaan gurit ini anak-anak sudah diajak untuk berwawasan luas memaknai kehidupan bahwa di dalam kehidupan ada yang tegak (jejeg) dan ada yang njejeg (upaya merobohkan/memiringkan) yang bermakna kontra menegakkan. Menghayati gurit ini cukup bermakna sebagaimana gurit sebagai bagian dari seni berfungsi untuk memaknai pengalaman (pemikiran, kehidupan, peristiwa, dan lain-lain).

Selama gladi bersih final lomba yang diselenggarakan pada Minggu 25 Oktober 2020, tampil sebagian finalis guna mempersiapkan penampilannya pada 31 Oktober secara terbaik. Peserta nomor urut 1 yaitu Tsurayya ternyata dalam babak penyisihan menempati posisi finalis kelima setelah dewan juri menilai pembacaannya https://www.youtube.com/watch?v=bZN373UAvRE. Pada gladi bersih ini dalam penilaian juri, untuk sementara dalam posisi ini Tsurayya menempati posisi teratas dalam pembacaan gurit. Dewan Juri menilai dari sekitar 5 peserta yang berkesempatan hadir, dan memberi masukan kepada semuanya, sekaligus mengingatkan agar semua peserta terus mempersiapkan diri sebaik-baiknya, jangan kalah dengan peserta Tsurayya yang berpotensi menjuarai perlombaan ini. Sekaligus bagi Tsurayya supaya tidak lengah dalam persiapan. Karena siapa pun dari 10 peserta berpeluang sama untuk memenangi lomba dengan penampilan, pengucapan dan penghayatan gurit atau puisi berbahasa Jawa secara terbaik.

 

Universitas Bojonegoro dan Bupati Bojonegoro telah memberikan sebuah contoh untuk suatu hal yang mengejutkan. Dan hal mengejutkan itu berpotensi untuk sebuah persembahan terbaik. Unigoro dengan kepedulian kepada siswa SD/MI sedangkan lembaganya sendiri adalah tingkat universitas/perguruan tinggi yang secara jenjang lebih dekat dengan jenjang SMA. Dan Bupati Bojonegoro ternyata juga menulis gurit, sementara kesibukannya sebagai pemimpin dan kepala daerah cukup menyita energi. Ya, berikan energi terbaikmu, 10 finalis. Seperti 80 peserta yang semua telah memberikan energi terbaiknya dalam babak penyisihan. Dan ingat, jenjang masih panjang untuk hasil energi terbaikmu di masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan peduli bahasa Ibu.


Tidak ada komentar: