Lomba Membaca Geguritan 2020 diselenggarakan
oleh TBM Kinanthi bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro.
Ini merupakan sebuah langkah empati yang ditandatangani oleh Ketua TBM Kinanthi
Emi Sudarwati, S,Pd. dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro Dandi
Suprayitno, AP, M.S. pada 18 September 2020. Satu bulan saja, waktu pengumpulan
video peserta pada batas akhir 20 Oktober 2020. Meski, sebelumnya sudah
dilakukan langkah-langkah pra perlombaan jadi membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan
.
Dalam waktu sesingkat itu, 80
peserta berhasil mengirim video pembacaan gurit masing-masing. Tercatat sebagai
peserta nomor urut 1 adalah Tsurayya Rahadatulaisy Rofifah dari SD Muhammadiyah
3 ICP Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro. Peserta lain secara urut nomor peserta datang
dari SD di Kecamatan Tambakrejo Kecamatan Bojonegoro, Kecamatan Kalitidu, MI di Kecamatan
Sumberrejo, SD di Kecamatan Ngraho, SD dan MI Kecamatan Baureno, Kecamatan
Sugihwaras, MI di Kabupaten Tuban, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Ngawi, Kabupaten
Lamongan, Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro.
Dukungan mengalir dari berbagai
pihak. Di antaranya, Universitas Bojonegoro (Unigoro) yang tampil sebagai salah
satu sponsor acara untuk anak SD/MI ini. Dengan sponsor oleh universitas
ternama di Kabupaten Bojonegoro ini, cukup membanggakan para pemeduli bahasa
ibu, khususnya bahasa Jawa. Hal ini mengingat sebagai universitas, jenjang
untuk siswa SD sampai duduk di perguruan tinggi harus melalui tahap yang
panjang di atas SD sebelum universitas. Namun Unigoro sebagai Universitas
terkemuka di Kabupaten Bojonegoro, tampil elegan. Setiap langkah positif anak
bangsa patut didukung, bahkan sedari kecil, dan mereka anak-anak inilah yang
nantinya akan menjadi pemimpin bangsa dan negara setelah sampai pada jenjang
dan waktunya.
Selain kehadiran Unigoro, yang
mengejutkan kemudian adalah dipilihnya gurit Bupati Bojonegoro periode yang
sedang jalan yaitu Puisi berjudul Jejeg Njejegmu karya Dr. Hj. Anna Muawanah Bupati
Bojonegoro. Pilihan terhadap gurit ini cukup fenomenal, karena dengan pembacaan
gurit ini anak-anak sudah diajak untuk berwawasan luas memaknai kehidupan bahwa
di dalam kehidupan ada yang tegak (jejeg) dan ada yang njejeg (upaya
merobohkan/memiringkan) yang bermakna kontra menegakkan. Menghayati gurit ini
cukup bermakna sebagaimana gurit sebagai bagian dari seni berfungsi untuk
memaknai pengalaman (pemikiran, kehidupan, peristiwa, dan lain-lain).
Selama gladi bersih final lomba
yang diselenggarakan pada Minggu 25 Oktober 2020, tampil sebagian finalis guna mempersiapkan
penampilannya pada 31 Oktober secara terbaik. Peserta nomor urut 1 yaitu
Tsurayya ternyata dalam babak penyisihan menempati posisi finalis kelima
setelah dewan juri menilai pembacaannya https://www.youtube.com/watch?v=bZN373UAvRE.
Pada gladi bersih ini dalam penilaian juri, untuk sementara dalam posisi ini
Tsurayya menempati posisi teratas dalam pembacaan gurit. Dewan Juri menilai
dari sekitar 5 peserta yang berkesempatan hadir, dan memberi masukan kepada
semuanya, sekaligus mengingatkan agar semua peserta terus mempersiapkan diri
sebaik-baiknya, jangan kalah dengan peserta Tsurayya yang berpotensi menjuarai
perlombaan ini. Sekaligus bagi Tsurayya supaya tidak lengah dalam persiapan.
Karena siapa pun dari 10 peserta berpeluang sama untuk memenangi lomba dengan
penampilan, pengucapan dan penghayatan gurit atau puisi berbahasa Jawa secara
terbaik.
Universitas Bojonegoro dan Bupati
Bojonegoro telah memberikan sebuah contoh untuk suatu hal yang mengejutkan. Dan
hal mengejutkan itu berpotensi untuk sebuah persembahan terbaik. Unigoro dengan
kepedulian kepada siswa SD/MI sedangkan lembaganya sendiri adalah tingkat universitas/perguruan
tinggi yang secara jenjang lebih dekat dengan jenjang SMA. Dan Bupati
Bojonegoro ternyata juga menulis gurit, sementara kesibukannya sebagai pemimpin
dan kepala daerah cukup menyita energi. Ya, berikan energi terbaikmu, 10 finalis.
Seperti 80 peserta yang semua telah memberikan energi terbaiknya dalam babak
penyisihan. Dan ingat, jenjang masih panjang untuk hasil energi terbaikmu di
masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan peduli bahasa Ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar