WAWANCARA | Sebutannya Bojonegaran, Erat Kaitannya Dengan Mataraman

Sebutannya Bojonegaran, Erat Kaitannya Dengan Mataraman


30 Oktober 2020, 17: 00: 59 WIB | editor : Nailul Imtihany         

Radar Bojonegoro - Bojonegoro memiliki kekayaan sejarah dan budaya bersifat lokal. Salah satu mudah dijuampai yakni bahasa. Meski menggunakan bahasa Jawa, Bojonegoro memiliki dialek berbeda dibanding daerah lain.

Namun, dalam penyebutannya di kehiduapan sehari-hari terdapat dualisme. Yakni dialek Bojonegoroan dan dialek Bojonegaran. Tetapi, sedianya terdapat penyebutan paling tepat menurut aturan tata bahasanya.

‘’Harusnya lebih tepat Bojonegaran,” kata Nono Warnono, salah satu pegiat sastra Bojonegoro kemarin (28/10). Meski begitu, lanjut Nono, penyebutan itu tergantung perspektif masing-masing. Dan tidak ada yang salah. Tetapi jika berbicara dari sisi tata bahasanya, tentu dialek Bojonegaran.

‘’Karena banyak juga masyarakat menyebut singkat jadi Jonegoroan atau Jonegaran (kemudahan dan kecepatan pelafalan),” ujar dia kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro. Menurut dia, kedua penyebutan itu mencuat sesuai kondisi lingkungan masing-masing masyarakat. Karena bahasa sifatnya tersampaikan, terakumulasi, tertular, dan tumbuh berkembang dengan sendirinya.

‘’Tetapi kalau Bojonegoroan kurang pas. Akhiran katanya harus dilebur menjadi Bojonegaran,” ujar dia. Yonathan Rahardjo, pegiat sastra lainnya menambahkan penyebutan paling tepat memang dialek Bojonegaran. Karena nama Bojonegoro jika ditambah akhiran –an menjadi kata sifat.

Memang dalam bahasa Indonesia seharusnya disebut Bojonegoroan. Namun, jika dalam bahasa Jawa berubah menjadi Bojonegaran. Karena bersifat daerah atau budaya Bojonegoro. ‘’Perubahan suara O hingga A menjadi A adalah kaidah dwi lingga salin swara dalam bahasa Jawa,” katanya.

Berlandaskan hal itu, penyebutan Bojonegoroan berubah menjadi Bojonegaran. Sama halnya seperti Diponegoroan menjadi Diponegaran. Mangkubumian menjadi Mangkubumen. Kadipatian menjadi Kadipaten. ‘’Apalagi masa lampau Bojonegoro erat kaitannya dengan Kerajaan Mataram (biasa disebut Mataraman),” jelasnya.

(bj/rij/dny/nae/JPR)

Tidak ada komentar: