Dialek Bojonegaran, Khasnya Unik Bikin Lebih Akrab
https://radarbojonegoro.jawapos.com/read/2020/10/30/221954/dialek-bojonegaran-khasnya-unik-bikin-lebih-akrab
Radar Bojonegoro - Setidaknya, dialek Bojonegaran memiliki ciri khas dan berbeda dibanding daerah lainnya. Meski begitu, subdialek Bojonegaran lahir dari bahasa Jawa pada umumnya. Khususnya di Bojonegoro ada Mataraman dan Pesisir.
Emi Sudarwati, salah satu pegiat sastra bahasa Jawa di Bojonegoro mengatakan, dialek Bojonegaran terbilang unik dan khas. Ia menyaksikan sendiri perbedaannya. Karena asli kelahiran Kabupaten Lamongan.
‘’Menarik. Berbeda dengan Lamongan yang terpengaruh Surabaya dan Gresik,” katanya kemarin (28/10). Yonathan Rahardjo, pegiat sastra Bojonegoro lainnya menuturkan, dialek Bojonegaran merupakan salah satu dialek dari bahasa Jawa. Sehingga masih belum tepat jika disebut bahasa yang sifatnya mandiri.
‘’Karena sebuah bahasa merupakan bahasa sendiri bila 80 persen kosakatanya berbeda dari bahasa lain,” ujar dia. Sementara untuk kosakata Bojonegaran, lanjut dia, hampir 100 persen merupakan kosakata bahasa Jawa. Sehingga masih dianggap dialek dari bahasa Jawa.
Walaupun, menurut dia, sesungguhnya bahasa Jawa Bojonegaran lebih khas dan unik dibanding bahasa Jawa Mataraman lain. Sehingga penggunaan kosakata tertentu di bahasa Jawa Bojonegaran tidak dikenal di daerah lain. ‘’Umumnya bahasa ini digunakan oleh orang pedalaman atau desa,” ujar dia.
Kata Yonathan, masyarakat pedesaan memiliki penekanan pada istilahistilah menegaskan dan lebih kuat didengar. Dibanding bahasa Jawa mataraman yang lain. ‘’Misalnya kosakata waluh dalam bahasa Jawa Mataraman, dalam dialek Bojonegaran menjadi waloh. Kemudian kosakata nayoh artinya enak dan matoh yang artinya hebat atau bagus,” terangnya.
‘’Untuk penekanan duwekmu pun menjadi duwekem. Bojomu menjadi bojonem. Lungguh menjadi lunggoh bahkan njungok. Hingga mati menjadi matek,” lanjut dia. Sehingga, bahasa Jawa Bojonegaran adalah bahasa Jawa Mataraman diperkaya dialek-dialek lokal. Juga istilah-istilah lokal tidak dikenal dalam bahasa Jawa Mataraman sebagai bahasa Jawa yang baku.
Sementara itu, Nono Warnono menambahkan dialek Bojonegaran lahir dari bahasa yang ada di Bojonegoro. Yakni bahasa Jawa Mataraman dan bahasa Jawa pesisir (Surabaya dan sekitarnya). Sehingga wajar jika ada kosakata mirip. ‘’Ada dialek Bojonegaran yang murni kosakatanya seperti nayoh dan matoh. Tapi ada juga serapan dari bahasa Jawa umumnya itu,” katanya.
Menurut dia, dialek Bojonegaran masih kental yakni berada di wilayah barat. Untuk wilayah lainnya, khususnya kota dan timur tidak sekental itu. Meskipun kosakata Bojonegaran juga masih umum digunakan. ‘’Kalau di wilayah barat masih ada imbuhan penegasan ‘leh’ (di akhir kalimat). Kalau wilayah lainnya tidak sebaku itu,” ujar dia.
Namun, kosa kata seperti nayoh, matoh, njungok, dan sebagianya juga masih merata digunakan seluruh masyarakat. Termasuk juga imbuhan diakhiran suatu kosa kata seperti –em, -nem, -oh, serta -eh. ‘’Kalaupun ada masyarakat merantau ke luar daerah, ketika pulang ke Bojonegoro pasti akan kembali menggunakan dialek Bojonegaran,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar