Cari Blog Ini

Rabu, 16 Juli 2025

Kritik Sastra Puisi "Gugur" Karya Rendra

Penerbitmajas.com - Puisi "Gugur" karya W.S. Rendra, meski singkat, adalah sebuah karya yang padat makna dan kekuatan emosi. Puisi ini, dengan gayanya yang khas, tidak hanya menggambarkan sebuah peristiwa fisik (gugurnya daun), tetapi juga merentang ke ranah filosofis dan eksistensial, mengundang pembaca untuk merenungkan siklus kehidupan, kematian, dan regenerasi.

Festival Tari Puncak Ritus Pakurmatan Agung Sasi Suro


Penerbitmajas.com - Di jantung Bojonegoro, di tengah deru napas desa yang tenang, Desa Sambongrejo kembali menghamparkan permadani budaya. Bukan sekadar perhelatan biasa, melainkan sebuah Festival Tari yang menjadi puncak ritus Pakurmatan Agung Sasi Suro. Di sinilah, setiap tahun, tradisi berpadu dengan semangat zaman, melahirkan simfoni gerak yang memukau.

Glagahwangi Blossoms: Forging Closeness in the Embrace of "Regent Medhayoh"

Penerbitmajas.com - Dusk was upon Glagahwangi Village, in the heart of Sugihwaras District, Bojonegoro Regency. The air on the scorching heat of Monday, July 14, 2025, was no longer oppressive, but cool, punctuated by the buzz of conversation and laughter. It wasn't the usual bustle, but rather a buzz filled with hope and intimacy that enveloped every inch of Yusiati's house in RT 14 RW 05. There, a small stage of life, "Regent Medhayoh," was being held.

Melawan Kemiskinan: Kisah Perjuangan Bojonegoro Menuju Sejahtera


Penerbitmajas.com - "Pada 2025, angka kemiskinan akan turun menjadi 10,37%, dan puncaknya, pada 2026, akan menyentuh 8,98%." Sebuah deklarasi. Sebuah janji yang menggema dari bibir Wakil Bupati Nurul Azizah di ruang Angling Dharma yang megah, membelah keheningan dengan sorot mata penuh keyakinan. Itu bukan sekadar deret angka, melainkan manifestasi harapan yang dihembuskan di setiap rapat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK). Sebuah janji yang kini terbang melampaui dinding-dinding ruang rapat, meresap ke dalam sanubari setiap jiwa di Bojonegoro.


Tiga Pilar Penuntun Menuju Pelabuhan Kesejahteraan

Di bawah nahkoda Bupati Setyo Wahono dan Wakil Bupati Nurul Azizah, perahu besar Bojonegoro kini berlayar, berani menembus badai dan gelombang yang menghadang. Tiga bintang penuntun setia menemani setiap ombak yang menerpa, menjadi kompas yang takkan lekang: menekan kemiskinan hingga ke akar-akarnya, memacu pertumbuhan ekonomi hingga ke puncaknya, dan mengangkat harkat Indeks Pembangunan Manusia ke tempat yang seharusnya.

Namun, di balik layar harapan itu, realitas masih berbisik lirih. 11,69% jiwa, atau setara dengan 147.330 penduduk Bojonegoro, masih bergumul dalam bayang-bayang kemiskinan yang mencekam. Lebih pedih lagi, 9.400 kepala keluarga terjerat dalam jurang kemiskinan ekstrem, seolah menjadi tantangan raksasa yang menjulang tinggi, menanti untuk ditaklukkan. Ini bukan lagi sekadar data di atas kertas; ini adalah wajah-wajah yang memendam asa, mata-mata yang menanti secercah cahaya di ufuk timur.


Strategi Teranyam: Merajut Harapan di Setiap Lini Kehidupan

Perjalanan ini bukanlah sebuah solo, melainkan sebuah simfoni kolaborasi agung yang membutuhkan setiap nada untuk menciptakan harmoni yang sempurna. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro merangkul erat berbagai pihak, termasuk Badan Pusat Statistik (BPS), untuk menyelaraskan setiap data, memastikan setiap langkah intervensi tak ubahnya anak panah yang menancap tepat di sasaran, menembus inti permasalahan.

Andik Sudjarwo, Penjabat Sekretaris Daerah Bojonegoro, dengan cermat memaparkan strategi yang telah dirajut, sebuah tapestry program yang mengalirkan harapan:

  • Meringankan Beban Pengeluaran: Bayangkan program KUSUMO (Kunjungan Kasih untuk Masyarakat Bojonegoro) yang menebar sentuhan empati, bagai embun pagi yang menyejukkan. Darsila menjamin dua kali makan sehari bagi lansia sebatang kara, sebuah jaminan hidup yang menghangatkan jiwa. Bantuan sosial mengalir deras ke setiap rumah tangga miskin dan sangat miskin, membasahi dahaga harapan yang telah lama mengering. Tak hanya itu, ada pula tenaga pendamping lansia yang setia mendampingi, beasiswa pendidikan yang membuka gerbang ilmu pengetahuan yang selama ini terkunci, perbaikan rumah tak layak huni yang mengembalikan martabat yang terenggut, pemasangan listrik yang menerangi kegelapan pekat, hingga santunan bagi anak yatim yang merajut senyum di wajah polos mereka.

  • Membangkitkan Kemandirian: Bojonegoro tak hanya ingin mengulurkan tangan, namun juga mengajari warganya memancing, menanam benih kemandirian dalam setiap sanubari. Strategi peningkatan pendapatan digulirkan dengan semangat membara: GAYATRI (Gerakan Ayam Petelur Mandiri), KOLEGA (Kolam Lele Keluarga), domba sejahtera, bantuan bibit sayuran yang menghijaukan setiap lahan gersang, stimulan BUM Desa yang menggerakkan roda ekonomi akar rumput, pelatihan kerja yang membuka cakrawala baru bagi yang terpinggirkan, pembangunan IPAH, revitalisasi embung yang menghidupkan kembali denyut air kehidupan, dan listrik masuk sawah yang menyalakan semangat petani. Bahkan, bibit buah sistem tumpang sari di lahan Perhutani dan pinjaman modal melalui kartu pedagang produktif pun turut menjadi bagian dari upaya ini, seolah menabur benih-benih harapan di setiap lahan dan hati yang telah lama gersang.

  • Meningkatkan Konektivitas Wilayah: Sebuah jembatan kokoh yang akan menghubungkan setiap sudut kehidupan, mendekatkan yang jauh, menyatukan yang terpisah. Telemedicine hadir mendekatkan layanan kesehatan, menjadikan jarak bukan lagi halangan. RSUD yang naik kelas A dengan fasilitas jantung terpadu siap menjadi penyelamat, mengukir kisah-kisah kesembuhan yang menyentuh hati. Pembangunan sarana prasarana pendidikan adalah investasi masa depan, membentuk generasi penerus yang cerdas dan berbudaya, membangun fondasi peradaban. Infrastruktur jalan dan jembatan adalah nadi perekonomian, mengalirkan kehidupan ke pelosok-pelosok. Sementara sarana keolahragaan dan pariwisata adalah penghela kebahagiaan, menebarkan senyum dan tawa, memekarkan jiwa.


Seruan Kolaborasi: Membangun Bojonegoro yang Lebih Cerah

"Tentu ketiga strategi ini tidak bisa dilakukan Pemkab sendiri," pungkas Andik, dengan nada penuh harap, seolah melayangkan seruan ke seluruh penjuru Bojonegoro. "Kontribusi dan partisipasi termasuk akademisi, stakeholder, tokoh masyarakat, dan kelembagaan lainnya bisa bersama-sama mendukung program strategi yang telah dicanangkan oleh Pemkab Bojonegoro."

Ini adalah panggilan untuk bahu-membahu, sebuah ajakan untuk merajut asa yang lebih besar dari sekadar impian pribadi, demi Bojonegoro yang lebih sejahtera. Di sinilah, kemiskinan akan menjadi cerita usang di lembaran sejarah, terkubur dalam lautan optimisme dan kemajuan yang tak terbendung. Sebuah babak baru telah dimulai, dan setiap langkah adalah bagian dari epik ini. (foto: pemkab bojonegoro)

Merajut Asa untuk Kemandirian Fiskal


Penerbitmajas.com - Di sebuah siang yang membias di Hotel Eastern Bojonegoro, Selasa (15/07/2025), tirai kebersamaan tersingkap. Bukan sekadar seremoni pelantikan pengurus baru Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) Bojonegoro periode 2024-2027, melainkan sebuah simfoni harapan yang digemakan dari mimbar. Di sana, Nurul Azizah, Wakil Bupati Bojonegoro, berdiri, suaranya mengalun membelah ruang.

Menguak Tirai "Bedhug": Sebuah Perjalanan Sastra dari Djajus Pete, Sastrawan Jawa Pengukir Kata dari Bojonegoro


Penerbitmajas.com - Di tengah siang hari terang benderang Minggu, 13 Juli 2025, suasana syahdu menyelimuti sekretariat Sanggar Sastra Djajus Pete di Jalan K.S. Tubun Gang Iro 5 Kadipaten, Bojonegoro. Bukan gempita riuh yang terdengar, melainkan kekhusyukan Tadarus Cerkak "Bedhug" karya mendiang Djajus Pete, sebuah persembahan bagi sang maestro sastra Jawa.

Selasa, 15 Juli 2025

Glagahwangi Bersemi: Merajut Kedekatan dalam Pelukan "Bupati Medhayoh"

Penerbitmajas.com - Terpampanglah senja di Desa Glagahwangi, di jantung Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro. Udara di hari Senin yang terik, 14 Juli 2025, tak lagi terasa menyengat, melainkan sejuk, diwarnai riuhnya percakapan dan tawa renyah. Bukan riuh biasa, melainkan riuh penuh harap dan keakraban yang menyelimuti setiap jengkal rumah Yusiati, di RT 14 RW 05. Di sanalah, sebuah panggung kecil kehidupan, "Bupati Medhayoh", tengah dihelat.

Javanese Writer

Judul Buku: Javanese Writer
Dening: PRAKTEK MANDIRI RISET
QRCBN: 62-1311-6414-981
Disain: Studio Syairupa 
Penerbit: MAJAS
Cetakan pertama: 2025
Tebal: 152 hlm
Ukuran: 14x20 cm 
Distributor: Dwi Putera Jaya 

PENULIS JAWA

Judul Buku: PENULIS JAWA
Dening: PRAKTEK MANDIRI RISET
QRCBN: 62-1311-5669-871
Disain: Studio Syairupa 
Penerbit: MAJAS
Cetakan pertama: 2025
Tebal: 152 hlm
Ukuran: 14x20 cm 
Distributor: Dwi Putera Jaya

Festival Wastra Batik Bojonegoro 2025






Judul Buku: Festival Wastra Batik Bojonegoro 2025
Penyusun: PRAKTEK MANDIRI RISET 

Rabu, 02 Juli 2025

SAKSI CERAI

Judul Buku: SAKSI CERAI, Novel 
Penulis: YONATHAN RAHARDJO 
QRCBN: 62-1311-5652-262
Disain: Studio Syairupa
Penerbit: MAJAS 
Cetakan pertama: 2025 
Tebal: 152 hlm 
Ukuran: 14x20 cm 
Distributor: Dwi Putera Jaya