Penerbitmajas.com - Di jantung Bojonegoro, di tengah deru napas desa yang tenang, Desa Sambongrejo kembali menghamparkan permadani budaya. Bukan sekadar perhelatan biasa, melainkan sebuah Festival Tari yang menjadi puncak ritus Pakurmatan Agung Sasi Suro. Di sinilah, setiap tahun, tradisi berpadu dengan semangat zaman, melahirkan simfoni gerak yang memukau.
Gemuruh Jiwa Muda dalam Tari
"Setiap tahunnya memang kami agendakan Festival Tari sebagai salah satu rangkaian acaranya," ujar Galih Satria, seorang aktivis desa dengan sorot mata penuh gairah. Suaranya menyiratkan kebanggaan akan desa yang tak henti merawat akarnya. Festival ini bukan hanya panggung, melainkan sebuah kawah candradimuka bagi talenta desa, khususnya generasi muda. Ia dirancang dengan cermat, memadukan kompetisi yang memacu semangat dengan ruang ekspresi bagi semua kalangan.
Tahun ini, panggung megah itu dihiasi oleh semangat Tari Gugur Gunung. Empat belas kelompok tari dari berbagai desa hadir, menorehkan jejak kaki di atas pentas, seolah menarikan kembali kisah-kisah leluhur. Tak hanya mereka yang berkompetisi, puluhan kelompok tari lain pun turut memeriahkan, bergiliran tampil mengisi sela-sela perlombaan. "Karena banyaknya kelompok tari yang ikut menyemarakkan, maka setiap kali peserta lomba tampil akan diselingi dengan penampilan mereka," terang Galih. Ini adalah strategi yang cerdas, sebuah panggung bersama yang memungkinkan setiap penampil merasakan denyut festival, menghirup atmosfir kebersamaan, dan menyerap energi dari sorakan penonton.
Lebih dari sekadar tepuk tangan, festival ini juga menjadi ruang introspeksi. "Termasuk mendengarkan komentar dan masukan para juri, sehingga dapat menjadi modal peningkatan wawasan di dunia tari," tambah Galih. Setiap gerak, setiap ekspresi, menjadi bahan bakar untuk terus berproses, mengasah kemampuan, dan menapaki jenjang yang lebih tinggi di dunia tari.
Sambongrejo: Episentrum Tari di Masa Depan
Kehadiran para aktivis kebudayaan menjadi penanda betapa besar potensi yang tersembunyi di Sambongrejo. Seorang pemaju kebudayaan melihat dengan jelas fondasi kuat yang dimiliki desa ini. "Desa Sambongrejo telah memiliki fondasi kultur dengan ekspresi seni tari, itu sangat potensial," ujarnya, matanya memancarkan optimisme. Ia berharap, api semangat yang telah menyala ini akan terus berkobar, dipegang teguh oleh pemuda desa, untuk mengembangkan format festival menjadi lebih baik lagi.
Dengan skema yang telah dirintis sejak beberapa tahun terakhir, sebuah visi besar mulai terangkai: menjadikan Desa Sambongrejo sebagai pusat ekspresi seni tari untuk daerah sekitarnya. Bukan hanya impian, melainkan sebuah kemungkinan yang nyata. Di sinilah, di antara persawahan hijau dan angin yang berbisik, seni tari akan menemukan rumahnya, berkembang, dan menginspirasi generasi demi generasi. Festival Tari di Sambongrejo bukan hanya agenda tahunan, melainkan janji akan masa depan yang gemilang bagi seni dan budaya di tanah Bojonegoro. (foto: SuaraBanyuurip.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar