Kesehatan Dini sebagai Fondasi Pembangunan Manusia
Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, dalam pidatonya menyampaikan pesan mendalam: pembangunan karakter dan kemampuan setinggi apa pun akan sia-sia tanpa fondasi kesehatan yang kuat.
"Orang punya kemampuan setinggi apa pun, kalau tidak sehat, tidak ada manfaatnya. Tidak bisa berkarya, apalagi generasi muda,” tegasnya.
Bupati Wahono menekankan bahwa upaya ini harus dimulai dari hal paling mendasar, yakni memastikan sarana dasar di sekolah berfungsi optimal—mulai dari ketersediaan dan kelayakan kamar mandi, tempat sampah, MCK, hingga ruang UKS. Sarana dasar yang layak adalah katalisator terbentuknya budaya hidup bersih dan sehat (PHBS) di kalangan peserta didik.
Beliau juga menggarisbawahi bahwa tanggung jawab menciptakan lingkungan belajar yang sehat tidak bisa hanya dilimpahkan pada layanan kesehatan (puskesmas). Diperlukan keseimbangan peran antara kebersihan lingkungan sekolah, pembiasaan perilaku sehat, dan pembinaan karakter yang dipimpin oleh para guru.
“Guru adalah garda terdepan dalam membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter,” ujar Bupati, menempatkan guru sebagai ujung tombak transformasi pendidikan kesehatan.
Dukungan Regulasi dan Anggaran dari Legislatif
Di sisi legislatif, Sekretaris Komisi C DPRD Kabupaten Bojonegoro, Maftukhan, memberikan dukungan penuh. Ia melihat UKS/M sebagai instrumen vital untuk mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan higienis.
Maftukhan menyoroti pentingnya stratifikasi UKS/M sebagai alat ukur capaian sekolah, memastikan program pembinaan dan alokasi anggaran daerah menjadi lebih tepat sasaran.
“Kami di DPRD terus mendorong hadirnya regulasi daerah yang memperkuat UKS/M, termasuk penguatan anggaran agar lebih tepat sasaran. Optimalisasi UKS/M adalah investasi jangka panjang bagi kualitas generasi Bojonegoro,” terangnya.
Kunci keberhasilan, tambahnya, adalah sinergi menyeluruh dari sekolah, Pemda, masyarakat, dan lembaga terkait. “Jika semuanya bergerak bersama, maka sekolah sehat, anak sehat, dan masa depan kuat bukan sekadar slogan, tetapi menjadi gerakan nyata menuju generasi emas Bojonegoro,” pungkasnya.
Penguatan Tiga Pilar UKS/M Menuju Mutu Pembelajaran
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kabupaten Bojonegoro, Eko Edy, menjelaskan fokus Rakerda tahun ini adalah peningkatan kesadaran peran strategis UKS/M sebagai pendukung utama mutu pembelajaran.
Forum ini secara khusus mendorong penguatan Tiga Pilar UKS/M:
Pendidikan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Peserta Didik
Pembinaan Lingkungan Sekolah yang Aman, Bersih, dan Sehat
Rakerda ini menghadirkan narasumber ahli dari Tim Pembina UKS/M Provinsi Jawa Timur, serta Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, yang memberikan penguatan terkait tata kelola, strategi implementasi, dan mekanisme pembinaan berkelanjutan.
Melalui integrasi UKS/M yang lebih kuat di seluruh satuan pendidikan, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menargetkan setiap sekolah/madrasah menjadi lingkungan yang optimal dalam mendukung tumbuh kembang peserta didik secara fisik, mental, dan karakter.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar