Cari Blog Ini

Jumat, 25 April 2025

Situs Perahu Besi Lambung Kapal di Desa Ngraho Kecamatan Gayam


Penerbitmajas.com - Desa Ngraho Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro merupakan fenomena spektakuler perpaduan kemajuan teknologi dan tradisi budaya luhur. Penulis menjadi saksi ketika berada di area makam Eyang Suro Projo (Mbah Pung) dilengkapi dengan situs perahu besi peninggalan zaman dahulu.

 Terkait:

Berdiri di pintu samping makam menghadap ke jalan raya Bojonegoro-Cepu di malam hari, dipisahkan hamparan sawah, tampak di seberang jalan adalah pusat pengeboran minyak Banyu Urip Gayam Bojonegoro dengan kemilau lampu dan api malam di ujung pipa-pipa pengeboran minyak.

Adalah perjuangan Mbah Towo dan kawan-kawan memelihara peninggalan nenek moyang menjadi situs bersejarah. Di situ telah  berdiri pusat wisata sejarah dan religi yang terus mengembangkan diri dengan fasilitas demi fasilitas yang lebih memadai.

Bermula dari gugon tuhon penduduk sekitar akan ada seorang lurah bujang yang akan disunting oleh perawan sunthi (orang tuanya meninggal saat ia masih dalam kandungan). Kemudian lurah itu mendapat mimpi tentang kapal besi yang ditemukan di kedung (kolam) sekitar Bengawan Solo di Desa Ngraho itu.

Ternyata betul jadi kenyataan, dialah Drs. Sutowo Rahadi yang menjadi kepala desa Ngraho dengan posisi seperti di dalam cerita turun temurun warga desa itu.

Kurang tiga tahun masa jabatannya sebagai kepala desa habis, Lurah Towo dengan warganya berhasil mengangkat perahu besi dari kedung. Bagian pertama perahu diangkat ke pesarean (punden) pada tanggal 27 Juni 2013.

Berbagai versi menyatakan perahu besi kuno sudah ada pada tahun 1300, 1600, 1700, dan ada yang tahun 700. Masing-masing pendapat mempunyai dasar. Saat perahu ada tampak dibuat menggunakan teknik keling atau menyambungkan dengan paku.

Saat ditemukan kondisi perahu rusak parah.  “Awal ketemu rusak, besi berkelok. Jadi perlu mengencangkan, ngenteng,” ujar Drs Sutowo seraya menambahkan, butuh tiga tahun untuk mengenteng atau restorasi. Ada bagian perahu yang lubang. Ditambal dengan plat besi, tampak di perahu itu untuk mengenteng besi yang campurannya lebih dari 10 jenis.

"Pembuatan awal perahu sebelum ada las,” ungkap Sutowo.

Kondisi situs perahu besi sekarang sudah tergolong bagus dengan berbagai perlengkapan lokasi perahu besi berdampingan dengan lokasi makam Mbah Suroprojo. Ini berkat berbagai bantuan datang dari berbagai pihak. 

Ini berkat kegigihan Mbah Towo dan kawan-kawan termasuk dukungan dari mitra seperjuangan seperti Kang Zen Samin yang malam 20 Maret 2025 itu memberikan tips-tips lanjutan pengembangan lokasi dalam wadah Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) dengan berbagai kebutuhan dan persyaratan pengembangan.

Keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan untuk memelihara warisan berbudaya tinggi nenek moyang kita berdampingan dengan pesatnya kemajuan teknologi pengeboran minyak di Kabupaten Bojonegoro.

Tidak ada komentar: