Rabu, 03 Desember 2025

Perang Rusia-Ukraina hingga 3 Desember 2025:

Pokrovsk, Penerbitmajas.com - Perang Rusia-Ukraina berdasarkan informasi yang tersedia hingga 3 Desember 2025:

Perkembangan Militer

  • Klaim Perebutan Kota: Rusia mengklaim telah merebut kota-kota penting di Ukraina timur, yaitu Pokrovsk (pusat logistik militer utama di wilayah Donetsk) dan Vovchansk (di timur laut). Klaim ini diumumkan pada 2 Desember 2025.

    • Tanggapan Ukraina: Ukraina membantah klaim tersebut dan menegaskan bahwa Pokrovsk dan Vovchansk masih diperebutkan (per 3 Desember 2025).

  • Serangan Rudal dan Drone:

    • Serangan rudal Rusia dilaporkan menghantam kota Dnipro di Ukraina timur, menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya (per 2 Desember 2025).

    • Drone angkatan laut Ukraina dilaporkan menyerang dua kapal tanker minyak "Armada Bayangan" Rusia di Laut Hitam, memicu kebakaran dahsyat (akhir November/awal Desember).

  • Donetsk: Di wilayah Donetsk, Ukraina masih menguasai sekitar seperempat bagian, di mana serangan artileri Rusia masih sering terjadi.

Upaya Perdamaian dan Diplomasi

  • Pertemuan Putin dan Utusan Trump: Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan utusan dari pihak Donald Trump (AS) di Kremlin membahas proposal damai berakhir buntu setelah 5 jam (per 3 Desember 2025).

    • Putin dilaporkan bereaksi negatif terhadap beberapa proposal AS, meskipun "masalah teritorial" (klaim Rusia atas seluruh wilayah Donbas) didiskusikan.

  • Syarat Pengakhiran Perang:

    • Rusia (Putin): Menegaskan bahwa syarat untuk mengakhiri perang adalah Ukraina harus menyerahkan wilayah yang diklaim Rusia (Donbas) dan menolak keanggotaan NATO.

    • Ukraina (Zelensky): Menolak menyerahkan wilayah Ukraina kepada Rusia meskipun demi mengakhiri perang, dan menyebut ide tersebut "absurd".

  • Faktor Korupsi: Isu korupsi di Ukraina disebut oleh pihak Trump sebagai penghalang dalam proses perdamaian.

Bantuan Internasional

  • Belanda mengumumkan dukungan militer senilai hampir Rp4,8 triliun untuk Ukraina (per 3 Desember 2025).

Perkembangan di garis depan terus bergerak, dengan klaim dan bantahan dari kedua belah pihak. Sementara itu, upaya diplomatik tampaknya menemui jalan buntu karena perbedaan mendasar terkait syarat teritorial.

Tidak ada komentar: