Pelatihan peningkatan kompetensi kali ini terasa berbeda. Fokusnya adalah Jurnalistik dan Penulisan Buku. Suasana dibuka dengan hangat melalui senam bersama dan latihan fokus jantung, sebuah upaya menyelaraskan raga sebelum pikiran menyelami samudera literasi.
Hadir di tengah mereka, Ajun Pujang Anom, S.Pd., seorang penulis yang telah banyak melahirkan karya. Baginya, menulis bukan sekadar menyusun kata, melainkan keberanian melawan keraguan diri sendiri.
Melawan Hantu Keraguan
Bagi banyak pemula, musuh terbesar bukanlah kertas yang kosong, melainkan rasa takut yang memenuhi pikiran. Ajun menekankan bahwa motivasi adalah mesin utama yang harus dihidupkan.
"Menulis itu butuh daya dorong. Caranya? Perbanyak membaca dan amati dunia sekitar lewat karya jurnalistik. Ide itu seperti udara; ia ada di mana-mana, kita hanya perlu belajar cara menangkapnya," tutur Ajun dengan penuh semangat.
Ia memberikan resep sederhana bagi para guru: menulislah dari hal yang paling dekat, aktivitas keseharian. Dengan mencatat apa yang dijalani, seorang penulis pemula akan terbiasa menari di atas papan tik tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi.
Menyemai Disiplin di Sela Kesibukan
Sebagai pejuang di garis depan pendidikan, waktu adalah barang mewah bagi para guru. Namun, Ajun membedah mitos bahwa menulis butuh waktu berjam-jam. Ia menawarkan konsep "Ibadah Literasi" yang ringkas namun konsisten.
Ruang 15 Menit: Jika malam hari setelah pukul 20.00 terasa melelahkan, luangkanlah waktu sesingkat 15-20 menit di sela istirahat untuk sekadar membaca atau merangkai paragraf.
Menu Harian: Ajun menyarankan pembagian tema agar tulisan tidak tumpang tindih—Senin untuk dunia parenting, Selasa untuk hobi, hingga Rabu untuk merespons isu viral.
Melawan Aral: "Bahkan saat sakit pun, jangan berhenti. Gunakan rekaman suara untuk menyimpan gagasan. Paksa diri hingga menulis menjadi sebuah napas," tambahnya.
Pelatihan ini berakhir dengan binar optimisme di wajah para peserta. Mereka pulang bukan hanya membawa ilmu baru, tetapi membawa keyakinan bahwa setiap guru adalah pemilik cerita yang layak dibaca oleh dunia. (Tim Jurnalistik Al Mansur)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar