Selasa, 23 Desember 2025

Pengaruh Idealisme Dialektik Hegel pada Pemikiran Tan Malaka

Idealisme Dialektik Hegel memiliki pengaruh yang signifikan, meskipun bersifat kritis, terhadap pemikiran Tan Malaka yang termanifestasi dalam karyanya, MADILOG (Materialisme Dialektika Logika).

Berikut adalah ringkasan pengaruh dan perbedaan mendasar antara keduanya:

🧐 Pengaruh Idealisme Dialektik Hegel pada Pemikiran Tan Malaka

Tan Malaka, yang merupakan seorang pemikir Marxis, tidak sepenuhnya mengabaikan Hegel. Sebaliknya, ia mengakui kontribusi Hegel, terutama dalam metode Dialektika (Ilmu Berpikir dalam Gerakan), yang ia gunakan sebagai salah satu pilar dalam MADILOG.

 * Pengadopsian Metode Dialektika

   * Hegel mengembangkan dialektika sebagai cara berpikir yang melihat segala sesuatu dalam gerakan dan pertentangan (thesis, antithesis, synthesis).

   * Tan Malaka (dan Marxisme) menerima metode dialektika ini. Dalam MADILOG, dialektika berfungsi sebagai metode berpikir yang menyadari bahwa segala sesuatu bersifat dinamis, tidak tetap, dan selalu berproses melalui pertentangan.

   * Ia juga menggunakan dua hukum dialektika, yaitu:

     * "Negasi atas negasi" (pembatalan atas pembatalan).

     * Perubahan kuantitas yang berujung pada perubahan kualitas (loncatan dialektis).

 * Pengetahuan Bersifat Selalu Berproses

   * Sama seperti Hegel, Tan Malaka berpendapat bahwa pengetahuan bersifat selalu berproses dan tidak ada ujungnya (Sumber 2.2). Ini berlawanan dengan cara berpikir statis atau "Logika Mistika" yang ia kritisi di Indonesia.

 * Pentingnya Berpikir Melampaui Logika Formal

   * Hegel menyamakan dialektika dengan Metafisika (pemikiran tentang yang gaib/rohani), yang melihat pertentangan dan penyelesaiannya terjadi dalam pikiran (Idee).

   * Meskipun Tan Malaka menolak sifat idealis ini, ia setuju bahwa ada wilayah pemikiran besar (dialektika) yang diperlukan untuk memahami proses perubahan dan pergerakan, yang tidak cukup diatasi hanya dengan Logika Formal (hukum A = A, atau ya tidak sama dengan tidak).

⚡ Perbedaan Mendasar antara Idealisme Hegel dan Logika Tan Malaka (MADILOG)

Perbedaan mendasar terletak pada titik awal atau dasar epistemologis dari dialektika itu sendiri.

| Aspek | Idealisme Dialektik Hegel | Logika Tan Malaka (MADILOG) |

|---|---|---|

| Poin Awal (Dasar) | Ide Absolut (Absolute Idee) atau Rohani/Pikiran. | Materi (Matter) atau Benda (terutama dalam Materialisme Dialektis Marxis). |

| Arah Penentuan | Pikiran yang menentukan Benda atau realitas. (Idee yang membuat Realität). | Benda atau realitas yang menentukan Pikiran. |

| Posisi Dialektika | Dialektika berakar pada Rohani/Metafisika; kemajuan terjadi dalam pikiran. | Dialektika berakar pada Benda atau alam yang nyata; pertentangan dalam pikiran adalah bayangan/terjemahan dari pertentangan benda di Alam. |

| Kritik Tan Malaka | Hegelisme dianggap sebagai pemikiran yang "berkepala di kaki dan berkaki di kepala" yang harus dibalikkan. | MADILOG adalah upaya untuk membumikan dialektika pada realitas kebendaan dan logika yang jelas, sebagai kritik terhadap Idealisme dan Logika Mistika. |

Tan Malaka (mengikuti Karl Marx) mengambil senjata Dialektika dari Hegel, tetapi membuang Idealisme-nya dan menggantinya dengan Materialisme. Hal ini dikenal sebagai "memasang Hegelisme di atas kakinya" (Sumber 2.1).

Kesimpulan Inti:

 * Hegel: Dialektika adalah perkembangan Ide; kemajuan Ide mengemudikan kemajuan benda.

 * Tan Malaka/MADILOG: Dialektika adalah perkembangan Benda; kemajuan benda menentukan kemajuan pikiran (tetapi Logika formal tetap berlaku dalam dimensi mikro/kecil).

Tidak ada komentar: