Ini adalah perbandingan yang sangat relevan karena Madilog merupakan respons dan modifikasi terhadap kerangka pemikiran Marxisme klasik (MDH) yang disesuaikan oleh Tan Malaka untuk konteks Indonesia.
Berikut adalah perbandingan mendalam antara Madilog/MDL (Tan Malaka) dan MDH (Marx/Engels):
Perbedaan Kunci
Perbedaan utama terletak pada elemen ketiga dalam setiap singkatan: Historis vs. Logika.
1. Peran "Historis" dalam MDH
Dalam Materialisme Dialektika Historis (MDH), elemen Historis (sejarah) adalah aplikasi dari Materialisme Dialektika itu sendiri.
MDH mengajarkan bahwa sejarah adalah proses materialistis dan dialektis. Perkembangan sejarah (perubahan dari masyarakat budak, feodal, hingga kapitalis) tidak didorong oleh ide, agama, atau tokoh besar, melainkan oleh basis ekonomi (cara manusia memproduksi dan mendistribusikan kekayaan).
Dengan kata lain, MDH adalah filsafat sejarah Marxisme yang berfokus pada hukum perkembangan sosial dan ekonomi.
2. Peran "Logika" dalam Madilog
Dalam Madilog, Tan Malaka mengganti elemen Historis dengan Logika karena ia melihat masalah mendasar yang harus diatasi di Indonesia (dan Asia pada umumnya) adalah keruntuhan nalar.
Tan Malaka berpendapat, percuma berbicara tentang Materialisme Historis (ekonomi dan kelas) jika rakyat Indonesia masih dikuasai oleh Logika Mistika (percaya takhayul, jimat, atau dogma tanpa bukti).
Logika dalam Madilog berarti Logika Ilmu Alam (berpikir rasional, empiris, saintifik).
Tujuan Madilog: Menciptakan revolusi intelektual terlebih dahulu. Bangsa yang berpikir jernih secara Logis dan saintifik akan lebih siap menghadapi Materialisme (realitas) dan Dialektika (perubahan) dalam perjuangan kemerdekaan.
Kesimpulan
Madilog adalah pemurnian dan penajaman fokus Marxisme yang dilakukan oleh Tan Malaka.
MDH adalah metode analisis sosial-ekonomi yang universal.
Madilog adalah metode pendidikan/pencerahan intelektual spesifik untuk melawan belenggu pemikiran irasional di Dunia Ketiga/Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar