Kamis, 20 November 2025

Aksi Kolektif Konservasi di Bojonegoro: Menghidupkan Kembali Sendang Jambe dengan Pohon Beringin


Bojonegoro, Penerbitmajas.com -
 Upaya nyata mengatasi krisis air dan memperkuat ketahanan lahan kritis di wilayah Temayang, Bojonegoro, diwujudkan melalui aksi kolektif penanaman (Penanaman Bareng) Pohon Beringin (Panggang) di kawasan keramat Sendang Jambe pada Kamis 20-11-2025. Kegiatan yang berlangsung khidmat dan sarat semangat gotong royong ini berlokasi di Dusun Kedunggampeng, Desa/Kecamatan Temayang.

Aksi ini diprakarsai oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Temayang sebagai langkah strategis memulihkan sumber daya air di wilayah yang setiap tahunnya rentan terhadap kekeringan musiman.

Kekuatan Kolaborasi Lintas Elemen

Keberhasilan acara ini didukung oleh partisipasi sinergis dari berbagai pihak:

  • Pemerintah Desa Temayang

  • Tokoh Masyarakat dan perangkat wilayah (Ketua RT/RW)

  • Dua komunitas budaya dan lingkungan: Komunitas Wahana Abdi Budaya dan Komunitas Sarung Ijo.

Harmoni antara pemerintah, masyarakat lokal, dan generasi muda ini menjadi kunci utama dalam menjalankan konservasi yang berbasis pada kearifan lokal.

Beringin: Simbol Ekologis dan Budaya untuk Air

Sendang Jambe dipilih sebagai lokasi karena merupakan titik vital suplai air bagi warga Temayang, sebuah wilayah yang secara geografis menuntut penanganan konservasi serius. Penurunan debit mata air menjadi ancaman berulang setiap kemarau.

Pemilihan Pohon Beringin tidak terlepas dari peran gandanya:

  1. Fungsi Ekologis: Beringin memiliki sistem perakaran yang kuat dan luas, menjadikannya penahan erosi, pengikat air hujan alami, dan kunci efektif untuk pengisian kembali cadangan air tanah (akuifer).

  2. Dimensi Budaya: Pohon ini merupakan bagian dari tradisi leluhur. Yang dulunya dianggap keramat, kini fungsinya dimaksimalkan sebagai penjaga sekaligus penyimpan air, menegaskan bahwa konservasi alam dan budaya berjalan beriringan.

Komitmen Bersama untuk Ketahanan Jangka Panjang

Perwakilan Pemdes Temayang menegaskan bahwa aksi ini adalah investasi ketahanan pangan dan air jangka panjang. "Kami berharap aksi ini dapat menjadi percontohan bagi dusun dan desa lain," ujarnya.

Kang Zen dari Komunitas Wahana Abdi Budaya, turut menekankan aspek filosofis, "Pohon beringin adalah simbol kehidupan, keteduhan dan perlindungan. Kami menyatukan kembali nilai tradisi dengan upaya konservasi alam nyata."

Sementara itu, perwakilan dari Komunitas Sarung Ijo mewakili semangat generasi muda. "Menjaga lingkungan adalah cara nyata untuk menghargai warisan leluhur sekaligus memastikan ketersediaan air bersih," terangnya.

Kepala Dusun Kedunggampeng, Leo Handoko, menutup dengan harapan besar. "Kami berharap komitmen bersama ini dapat berdampak langsung pada pemulihan dan kelestarian debit sumber air di Sendang Jambe, serta memicu kesadaran konservasi yang lebih luas demi kepentingan generasi mendatang."

Aksi penanaman beringin ini menandai tonggak sejarah baru bagi Dusun Kedunggampeng, sebagai kebangkitan kesadaran kolektif bahwa menjaga alam adalah warisan ekologis paling berharga.(LBB)

Tidak ada komentar: