Jumat, 02 Mei 2025
NASI PECEL HARI PUISI
Saat Hari Puisi Nasional dirayakan di mana-mana, aku sudah mengirim buku kumpulan cerpen dan puisi karya siswa pelatihan menulis karya sastra ini. Kalau tidak kukatakan ada hari puisi nasional dan Indonesia, mungkin mereka tidak tahu. Tetapi kalau pun tahu, manfaatnya belum akan secara langsung terasa. Selama masih bersifat komunitas tentang peringatannya, belum bersifat kalender nasional. Anak-anak sekolah itu sudah diajar guru-gurunya tentang puisi dan cerpen, maka langsung kuajak praktik. Demikian pula tentang hari puisi, tanpa ada hari puisi kita semua sudah berpuisi. Bahkan sebelum Chairil Anwar lahir sudah ada puisi. Angkatan Balai Pustaka dan Pujangga Baru juga sudah berpuisi. Jadi sebelum Chairil kenal puisi, puisi sudah ada. Baru sesudah Chairil wafat, nyata karya-karyanya. Maka tepat pemerintah dan komunitas terkait bersepakat hari wafatnya 28 April diperingati sebagai Hari Puisi Nasional. Karena dedikasinya kepada puisi yang jauh di atas semua penyair Indonesia lain. Halnya hari lahirnya juga diperingati sebagai hari puisi Indonesia oleh Sutardji Calzoum Bachri dan kawan-kawan, yah hanya buih. Puisi sudah ada di Indonesia jauh sebelum itu. Kita yang berpuisi tak pernah terpengaruh oleh hari-hari. Seperti hari-hari yang lain. Setiap hari kita dapat makan nasi pecel tanpa ada peringatan hari nasi pecel. Kita tetap berkarya dan hormat kepada segala hal sesuai konteks. Dan bila ada yang berniat baik untuk memberi nilai lebih, mengapa tidak. Lanjut. Gas.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar