Sekarang aku tidak curhat. Anti. Karena terkesan cengeng. Tetapi aku memakai media ini untuk menulis gagasan. Kalian baca, berarti aku sedang menyerap energi kalian. Kini kutulis gagasanku bila Sabtu malam lusa majelis itu jadi mempertemukanku dengan pendeta muda itu. Gagasanku, kalau ia minta maaf, minta maaflah kepada Tuhan Yesus dan majelis yang sudah dicoret konsepnya mencantumkan namaku pada jadual guru sekolah Sabat sesuai kesepakatan sejak Januari tahun ini. Minta maaf kepadaku? Tidak perlu ia lakukan. Karena aku lebih berpikir bagaimana gereja "warisan" bapakku ini tidak habis anggotanya setelah sekarang jumlahnya dapat dihitung dengan jari tangan dan kaki. Itu yang akan kukatakan kepada mereka. Akan kutanya apa visi mereka terhadap gereja penuh sejarah buat Kekristenan di kota ini. Itu dulu. Kalau mereka tidak punya visi, buat apa melayani dan berebut suci diri. Intinya di gereja itu kan selalu begitu. Aku tidak akan meleter tentang perbedaan teologi antara aku dan gereja itu. Kalau mau belajar bersama tentang itu, lebih baik diagendakan secara berkala terus-menerus. Nanti kubuktikan semua teologiku hanya berdasar Alkitab. Kau boleh tetap pakai aku melayani di gereja masa kecilku yang kini aku tamu. Atau sekalian saja kau palang pintu aku di luar agar kalian meleter dengan igauan tidak sistematis tentang pikiranmu sendiri yang kau anggap Firman Tuhan. Kesetiaanku selama 16 tahun jadi tamu emperan di gerejaku sendiri mungkin lebih baik berlanjut diganti hamba suci Tuhan yang cuma dua tahunan merusak gereja dengan semakin kosongnya bangku umat sejak kasus demi kasus yang tidak berpusat kepada Yesus Kristus. Eh tidak. Aku tak mau demikian. Itu artinya aku mutung. Patah arang. Aku mau bantu sebisaku untuk memikirkan napas demi napas gereja ini. Tak usah kau pusing aku anggota gereja atau tidak hanya karena kalian tidak paham tentang tidak ada perintah baptis ulang di Alkitab. Alkitab saja lho ya, jangan kau putar-putar dengan buku-buku tidak jelas yang isinya jelas-jelas tidak ada sumber tertulisnya di Alkitab, dengan begitu banyak contoh. Ayo, semangat. Jangan cengeng hanya karena kuota stempel kesucian dan pujian atasan organisasi gereja. Orang yang sudah dibaptis dalam Allah Tritunggal dan lahir baru sudah jelas kalau kau anggap berdosa... ia lebih tahu hubungannya dengan Allahnya daripada kau yang cuma penonton apalagi penonton bayaran.
Kamis, 01 Mei 2025
Visi untuk Gereja
Sekarang aku tidak curhat. Anti. Karena terkesan cengeng. Tetapi aku memakai media ini untuk menulis gagasan. Kalian baca, berarti aku sedang menyerap energi kalian. Kini kutulis gagasanku bila Sabtu malam lusa majelis itu jadi mempertemukanku dengan pendeta muda itu. Gagasanku, kalau ia minta maaf, minta maaflah kepada Tuhan Yesus dan majelis yang sudah dicoret konsepnya mencantumkan namaku pada jadual guru sekolah Sabat sesuai kesepakatan sejak Januari tahun ini. Minta maaf kepadaku? Tidak perlu ia lakukan. Karena aku lebih berpikir bagaimana gereja "warisan" bapakku ini tidak habis anggotanya setelah sekarang jumlahnya dapat dihitung dengan jari tangan dan kaki. Itu yang akan kukatakan kepada mereka. Akan kutanya apa visi mereka terhadap gereja penuh sejarah buat Kekristenan di kota ini. Itu dulu. Kalau mereka tidak punya visi, buat apa melayani dan berebut suci diri. Intinya di gereja itu kan selalu begitu. Aku tidak akan meleter tentang perbedaan teologi antara aku dan gereja itu. Kalau mau belajar bersama tentang itu, lebih baik diagendakan secara berkala terus-menerus. Nanti kubuktikan semua teologiku hanya berdasar Alkitab. Kau boleh tetap pakai aku melayani di gereja masa kecilku yang kini aku tamu. Atau sekalian saja kau palang pintu aku di luar agar kalian meleter dengan igauan tidak sistematis tentang pikiranmu sendiri yang kau anggap Firman Tuhan. Kesetiaanku selama 16 tahun jadi tamu emperan di gerejaku sendiri mungkin lebih baik berlanjut diganti hamba suci Tuhan yang cuma dua tahunan merusak gereja dengan semakin kosongnya bangku umat sejak kasus demi kasus yang tidak berpusat kepada Yesus Kristus. Eh tidak. Aku tak mau demikian. Itu artinya aku mutung. Patah arang. Aku mau bantu sebisaku untuk memikirkan napas demi napas gereja ini. Tak usah kau pusing aku anggota gereja atau tidak hanya karena kalian tidak paham tentang tidak ada perintah baptis ulang di Alkitab. Alkitab saja lho ya, jangan kau putar-putar dengan buku-buku tidak jelas yang isinya jelas-jelas tidak ada sumber tertulisnya di Alkitab, dengan begitu banyak contoh. Ayo, semangat. Jangan cengeng hanya karena kuota stempel kesucian dan pujian atasan organisasi gereja. Orang yang sudah dibaptis dalam Allah Tritunggal dan lahir baru sudah jelas kalau kau anggap berdosa... ia lebih tahu hubungannya dengan Allahnya daripada kau yang cuma penonton apalagi penonton bayaran.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar