Minggu, 21 Desember 2025

Muara Segala Teduh


Oleh: Ajun Pujang Anom

Ibu, 
Mengingatmu adalah cara paling sunyi untuk pulang 
Ke sebuah rumah yang pintunya tak pernah terkunci 
Di mana harum doa dan aroma dapur tua
Menjadi satu-satunya obat bagi luka yang dibawa dunia. 

Kau adalah bait pertama yang dituliskan Tuhan 
Di atas lembar-lembar hidupku yang masih kosong
Tanganmu, yang kini mulai dihiasi garis-garis waktu, 
Adalah peta paling akurat untuk menemukan jalan menuju rindu. 

Di rahimmu, aku pernah belajar tentang sunyi yang purba 
Tentang bagaimana cinta tak butuh suara untuk menjadi nyata 
Kini, saat badai riuh mengetuk jendela-jendela dewasaku, 
Cukup kuingat senyummu; maka seketika semesta menjadi teduh. 

Tak ada kata yang cukup luas untuk menampungmu 
Bahkan sajak-sajakku hanyalah butiran debu di bawah kakimu 
Sebab bagiku, Ibu... 
Kau adalah satu-satunya alasan mengapa surga 
Memilih untuk menetap dan berteduh di sana. 

Bojonegoro, 22 Desember 2025

Tidak ada komentar: