Bojonegoro, Penerbitmajas.com - 13 Nopember 2025, Prof. Dr. Falih Suaedi dari Universitas Airlangga hadir sebagai narasumber utama dalam Diskusi Wawasan Kebangsaan yang berlangsung di Kalitidu, Bojonegoro. Dalam paparannya yang berjudul "Dinamika tentang Wawasan Kebangsaan," ia menguraikan sembilan pilar strategi komprehensif yang diperlukan untuk memperkuat karakter bangsa dan menjaga stabilitas nasional di tengah tantangan globalisasi.
Menurut Prof. Dr. Falih Suaedi, upaya penguatan wawasan kebangsaan harus dimulai dari unit terkecil hingga tingkat kebijakan nasional. Berikut adalah ringkasan sembilan strategi yang disampaikan narasumber:
Pilar Fondasi Sosial dan Kualitas SDM
* Penguatan Peran Keluarga dan Komunitas: Keluarga didorong menjadi benteng utama penanaman nilai moral dan kebangsaan. Komunitas lokal (adat, agama, dan sosial) harus aktif memelihara budaya lokal sebagai bagian integral dari budaya nasional.
* Peningkatan Kualitas SDM: Diperlukan investasi besar-besaran melalui pendidikan dan pelatihan untuk mencetak warga negara yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter kebangsaan yang kuat dan berdaya saing di arus globalisasi.
* Pemberdayaan Pemuda: Melibatkan generasi muda dalam kegiatan yang menumbuhkan cinta tanah air, seperti program pertukaran budaya antar daerah, kegiatan sosial, dan kopramudaan, untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini.
Pilar Stabilitas dan Tata Kelola
* Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan: Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan efektivitas pemerintahan. Penerapan good governance wajib memastikan kebijakan nasional berpihak pada kepentingan bersama dan mampu mencegah konflik sosial-politik.
* Respons Cepat Terhadap Ancaman Disintegrasi: Menjamin respons cepat dan terkoordinasi dari aparat keamanan dan pemerintah daerah terhadap segala bentuk ancaman yang dapat mengganggu stabilitas dan keutuhan NKRI, termasuk separatisme, radikalisme, atau konflik horizontal.
Pilar Pemerataan dan Persatuan
* Pembangunan yang Merata: Pembangunan ekonomi dan infrastruktur harus dilaksanakan secara adil dan merata, termasuk di daerah terpencil dan perbatasan, untuk menghilangkan disparitas, memperkuat kepercayaan antar daerah, serta menjaga stabilitas nasional dan rasa persatuan.
* Dialog Antar Etnis dan Agama: Mengadakan forum dialog secara rutin antar pemuka agama, tokoh masyarakat, dan perwakilan kelompok etnis untuk membahas isu lokal dan nasional, serta memperkuat komunikasi dan saling pengertian guna mencegah konflik sosial.
Pilar Komunikasi dan Jangka Pendek
* Jangka Pendek: Tindakan langsung dan reaktif diperlukan untuk menjaga stabilitas dan memupuk kesadaran kolektif. Ini meliputi Edukasi Publik dan Kampanye Massif melalui berbagai saluran media mengenai pentingnya persatuan, toleransi, dan Bhinneka Tunggal Ika.
* Optimalisasi Peran Tokoh Masyarakat dan Influencer: Memanfaatkan pengaruh positif tokoh masyarakat, pemuka agama, dan influencer media sosial untuk menyebarkan pesan persatuan dan nasionalisme, sekaligus melawan narasi negatif atau hoaks yang berpotensi memecah belah bangsa.
Diskusi ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis bagi seluruh elemen masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengimplementasikan nilai-nilai Wawasan Kebangsaan secara nyata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar