Penerbitmajas.com - Di bawah naungan tenda putih yang melambai, di atas hamparan permadani merah dan tikar bercorak, sekelompok orang duduk bersila, berbagi cerita di bawah mentari Bojonegoro yang ramah. Udara pagi itu membawa aroma tanah basah dan dedaunan, berpadu dengan bisik-bisik percakapan yang renyah.
Seorang pria berkemeja biru terang, dengan logo "FEDERAL" terpampang jelas, sesekali mengangkat tangan, menjelaskan sesuatu dengan gestur yang meyakinkan. Di sampingnya, seorang pria berpeci hitam dan kemeja merah marun sesekali mengangguk, menyimak dengan saksama. Senyum tipis terkadang tersungging di bibir mereka, menandakan pemahaman atau mungkin sekadar rasa nyaman dalam kebersamaan ini.
Di latar belakang, pilar-pilar kokoh sebuah bangunan tua tampak menjulang, saksi bisu dari ratusan kisah yang telah berlalu. Pepohonan rimbun memberikan sentuhan hijau, menciptakan kontras yang indah dengan langit biru cerah. Cahaya matahari menembus sela-sela dedaunan, menciptakan pola bayangan yang menari-nari di atas tikar, seolah ikut menari dalam irama percakapan. (Yonathan Rahardjo)
Ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ada ikatan yang tak terlihat, terjalin dari tawa, anggukan, dan tatapan penuh pengertian. Di sinilah, di bawah langit Bojonegoro yang damai, mereka menemukan tempat untuk berbagi, untuk belajar, dan untuk merayakan kebersamaan yang hangat, seolah waktu berhenti sejenak, memberikan ruang bagi jiwa-jiwa yang saling terhubung. (Yonathan Rahardjo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar