Jumat, 09 Mei 2025

SOTO, BAPTIS ULANG, DAN KESOMBONGAN


Penerbitmajas.com - Soto Lamongan pojok Jalan Kertajaya XI menjadi langgananku waktu kuliah tinggal di Gang XID, ikut bulik dan mbahku. Oh begini ya rasa soto Lamongan. Beda dengan soto Bojonegoro yang dihidangkan ibuku setiap kebaktian rumah tangga gereja di rumah kami. 

Terkait:

Aku tak bicara tentang beda kedua jenis soto ini. Aku mau bicara tentang tafsir Alkitab sesuai konteks dan tidak sesuai konteks. Analog dengan kedua jenis soto itu,  sama-sama soto beda rasa, sama-sama tafsir Alkitab beda rasa. 

Tempo hari aku bahas tentang Roma pasal 6 dan Kisah Para Rasul pasal 19, yang jelas-jelas menyatakan baptisan konversi yaitu baptisan Roh bukan baptisan Yohanes itu hanya sekali, tidak ada baptis ulang. Sebagaimana Tuhan Yesus mati hanya sekali untuk kita, kita pun dibaptis hanya sekali bersama kematian Yesus. 

Konteksnya jelas untuk orang yang tidak pernah meninggalkan iman kepada Tuhan Yesus yang sudah dibaptis dalam nama Bapa-Putra-Roh Kudus. 

Di Alkitab tidak disebut umur orang yang sudah dibaptis itu. Anak atau sudah dewasa. Lalu orang menafsirkannya sesuai pendapatnya sehingga muncul pro-kontra baptisan anak. Padahal di Alkitab tidak disebut umur dan kelompok usia dan kedewasaan orang ini. 

Lalu soal orang yang bilang baptis ulang tidak ada, dikonotasikan orang itu sombong tidak mengakui dosa-dosanya. Padahal Paulus saja mengaku berdosa dan lemah sehingga butuh pertobatan terus-menerus.

Aku juga sudah bilang, repentance pertobatan terus-menerus itu harus kita lakukan. Karena setiap umat percaya pun karena masih bertubuh daging juga masih dapat bertindak dosa.

Paulus menulis pertobatan dengan rendah itu untuk mengingatkan kita. Maka kita melakukan pertobatan dengan rendah hati itu juga punya konteks, dan itu kita lakukan secara pribadi.

Kalau dua konteks itu dicampur, orang yang menolak baptis ulang pun dapat dihujat sebagai sombong.

Walah. Bertobat setiap hari itu harus dan tindakan pribadi. Tidak ada baptis ulang itu soal ajaran Alkitab.

Selama tidak meninggalkan Yesus, berbuat salah dan mohon ampun kepada Yesus ya cukup dengan pertobatan pribadi. Jadi jangan mempermainkan baptisan.

Lalu dibilang orang sudah berdosa besar kok tidak mau baptis ulang. Lah lah lah, bagi orang yang paham Alkitab, dosa besar atau kecil itu tidak ada bedanya. Sama-sama dosa. Bukti bahwa kita tidak dapat menuruti perintah hukum/taurat Allah. Melihat ART cewek lalu inginkannya tidak kurang bejat dari zinah dengan artis top.

Selama kita tidak menyangkal Roh Kudus yaitu meninggalkan Tuhan Yesus, maka kita harus bertobat terus-menerus. 

Di pertobatan itu, dengan sungguh-sungguh, berarti bersifat rendah hati. 

Jangan permainkan Allah dengan tafsiranmu sendiri. Tulisan ini jelek-jelek begini ditulis dengan rendah hati dan penerangan Roh Kudus karena dapat ditunjukkan dasar-dasar Alkitabnya sesuai konteks.

Jadi kalau mau berpendapat, cukup dasar pendapatmu dari ayat Alkitab. Tidak perlu mengutip pendapat nabi-nabi di luar Alkitab. Ia bisa jadi kelihatan suci dan benar. Tapi kau ingat bahwa setan pun dapat menyamar sebagai malaikat terang. (Yonathan)

Tidak ada komentar: