Minggu, 04 Mei 2025
Kunci Penilaian Pelayanan Itu Soal Lahir Baru
Penerbitmajas.com - Kunci penilaian menghadapi orang yang kita layani cuma satu: apakah orang yang kita layani sudah lahir baru atau belum. Lahir baru itu identik dengan pertobatan dalam arti conversion, konversi, perubahan, perubahan bentuk ke yang baru, perubahan ke sistem yang baru. Ketika orang yang kita layani masih mempersoalkan hukum taurat, berarti yang bersangkutan tidak berada dalam kasih karunia. Belum konversi. Belum berubah. Belum bertobat. Ya sudah, perlakuannya ya untuk orang yang belum bertobat. Belum mengenal Yesus. Kalaupun ia sudah dibaptis, jadi majelis, jadi pendeta, kalau ia belum bertobat ya belum bertobat. Pertobatan itu mengaku Yesus satu-satunya Tuhan dan Penyelamatnya. Ia mesti mengaku dosanya, tak mungkin menghapus dosanya dengan melakukan taurat atau hukum. Taurat itu untuk menunjukkan keberdosaannya. Memelihara 10 hukum Allah tidak menjamin ia bertobat. Tapi dengannya ia ditunjukkan betapa ia tidak mampu menanggung beban taurat itu. Ini difirmankan di dalam Kisah Para Rasul 15:10: "Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga." Nah, kasus Paulus menghadapi orang-orang di Atena yang menyembah dewa-dewi asing sudah jelas di dalam Kisah Para Rasul 17. Paulus dianggap menyembah dewa lain yang aneh. Itulah orang yang belum mengenal Yesus jelas akan membalikkan tudingan kita yang sudah lahir baru sebagai sebaliknya. Agak berbeda sedikit kasusnya dengan orang penyembah berhala di Atena itu, kalau ukuran mereka penurutan terhadap taurat, ya biarlah mereka menanggung taurat itu. Biar Allah yang menilai. Tidak perlu menghabiskan energi menghadapi mereka, meski terkadang perlu juga mereka diajar kebenaran hanya Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus. Kalau mereka masih tegar tengkuk, biarlah mereka punya pendapat mereka percaya Yesus maka melakukan hukum taurat. Tetapi mesti diingatkan, yang menyelamatkan itu bukan melakukan taurat itu. Tetapi Tuhan Yesus. Setidaknya masih ada belas kasihan terhadap mereka. Yang penting mereka percaya Yesus. Dan melakukan taurat itu karena sudah diselamatkan Yesus, bukan kasih Yesus plus hukum taurat mereka diselamatkan. Camkan, karunia Yesus sudah menjadi jawaban untuk semuanya, termasuk dalam masalah ini. Tak perlu perpanjang kau hakimi mereka belum bertobat, cukup katakan kepada dirimu sendiri. Oh, kalian masih dalam perhambaan taurat dan belum kenal Yesus. Semoga Roh Kudus mengubah hatimu. Positif thinking saja terhadap orang yang belum bertobat tetapi sudah dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Dan... Urus urusanmu sendiri. (Yonathan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar