Minggu, 04 Mei 2025

Bahaya Berhala Taurat yang Dimoral-moralkan

Penerbitmajas.com - Baiklah aku menuruti keinginan seorang teman yang ahli hukum untuk melanjutkan ceritaku. Cerita usang bagi orang yang sudah merasa mengenal Yesus tetapi masih memuja peraturan-peraturan taurat. 

Bagiku kubandingkan dengan orang Atena yang dikunjungi Paulus dalam Kisah Para Rasul 17, taurat-taurat yang dipujanya sama dengan berhala-berhala yang disembah orang-orang Atena. Coba bayangkan. Berhala taurat apa saja yang telah dipakai untuk menghakimi anggota gerejamu sehingga mereka menjadi terpental saat masuk ke dalam gereja. Kalau taurat bersifat moral masih dapat dimaklumi. Itu ujian penurutan kesucian. Karena begitu orang lahir baru, ia pasti meninggalkan semua ini. Konversi itu berubah dari hamba dosa menjadi hamba Allah. Ya tidak mungkinlah hamba Allah masih senang melakukan dosa. Ada Roh Kudus yang mencegahnya melakukan itu. Kalau pun jatuh berdosa, pasti tidak mudah jatuhnya dan ada pertobatan repentance terus-menerus bukan pertobatan konversi. Sifatnya yang bersifat moralitas. Bukan yang dimoral-moralkan. Makanan, minuman,  hari-hari baik, itu maksudku, yang dimoral-moralkan. Hanya karena soal ini, orang-orang banyak yang dihakimi oleh para penyembah aturan makanan-minuman dan hari baik. Moralnya di mana to soal makan-minum-hari baik itu? Kitab Roma 14 sudah gamblang. Surga itu bukan soal makan-minum-hari baik. Tapi soal kebenaran, damai sejahtera, dan suka cita oleh Roh Kudus. Dan Paulus, di mana-mana penginjilannya tidak pernah mengabarkan tentang taurat makan-minum-hari baik yang menyelamatkan manusia dengan menuruti pantangannya. Dalam Kisah 17 juga begitu. Yang diajarkan Paulus itu kebangkitan Yesus bukti Ketuhanannya. Kebangkitan dari antara orang mati, yang membuat bergidik orang Athena sehingga banyak yang menolak Paulus. Bersyukur ada yang percaya dan ikut Paulus. Aku juga begitu, bersyukur ada umat dalam atmosfer perhambaan taurat yang lebih menekankan Kasih Yesus. Vertikal dan Horizontal. Bahkan vertikalnya masuk jurang. Karena mengikuti dan percaya kematian Yesus berarti masuk jurang orang mati. Tapi Yesus bangkit! Sesudah perikop ini aku akan cerita tentang kebangkitan ini. Barangkali kau termasuk orang yang belum menghayati betapa hebat makna kebangkitan Yesus ini akibat terlalu jadi hamba berhala taurat makan-minum-hari baik yang dimoral-moralkan tadi, sehingga menutupi hal esensial dari iman Kristen adalah soal Kebangkitan Yesus. (Yonathan)

Tidak ada komentar: