Vitta mengaku terheran-heran membaca tulisan di grup ini yang panjang-panjang saling bersahutan. Ini media hebat, katanya. "Mas Yo bersamaku beli teh jumbo," kata Vitta seraya mengucap, "Seperti di grup ini. Banyak ilmu kudapat." "Mas Yo memang begitu, suka belajar filsafat sendiri. Saya baca tulisannya dengan teman-temannya di grup seni kritik sastra ini," kata Vitta seraya menambahkan, "sehingga saya tahu tentang Hudan Hidayat dan teman-temannya yang lain." Vitta sedang makan bakso granat sebesar granat tidak jauh dari tempat Fathur Rohman yang pernah menulis di sini. Baru pertama kali dijumpainya grup semacam ini. Grup pembela budaya menulis bukan budaya lisan. "Meski tulisan Mas Yo dapat pula disebut sebagai tulisan lisan yang panjang," kilahnya sambil mengunyah granat. (YR)
Artikel terkait: Seni Kritik Sastra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar