Jumat, 04 April 2025

Merawat Kata

Pada mulanya adalah kata. Hudan Hidayat menuliskan demikian. Dedy Riyadi paham dari mana pernyataan ini dikutip. Dari Alkitab. Tepatnya Kitab Yohanes 1:1. Tetapi Alkitab bahasa Indonesia terjemahan baru menulisnya Firman. Firman memang kata, tetapi kata Tuhan. Hudan pernah terkenal dengan Jurnal Sastra Tuhan Hudan. Maka setiap kata yang ditulis Hudan adalah Firman. Kalau Friedrich Nietzsche mengatakan Tuhan sudah mati, mesti ditelusuri siapakah sesungguhnya yang mengatakan. Oleh karena ungkapan itu diungkapkan oleh "seseorang yang gila" dalam karya Nietzsche. Itu pernyataan kedua, bahwa pernyataan ini juga muncul di awal Thus Spoke Zarathustra karya Nietzsche 1883. Sedangkan yang pertama, ungkapan ini muncul dalam tulisan Nietzsche pada tahun 1882 dalam The Gay Science. Saya menyoroti pengungkapan kedua yaitu oleh seseorang yang gila. Siapa dia? Sedangkan buku karya Hudan di antaranya adalah Keluarga Gila. Jadi mungkin seorang dari keluarga ini. Oleh karena ini penulisnya Hudan, maka dapat saja yang menyatakan bahwa Tuhan sudah mati adalah Hudan. Kebetulan Hudan juga Tuhan dalam Tuhan Hudan. Karena Hudan adalah juga Tuhan maka yang menyatakan Tuhan sudah mati dapat juga Tuhan. Tuhanlah yang menyatakan Tuhan sudah mati. Masih dapat berlanjut dengan berbagai kemungkinan. Kalau sebut ini hanya permainan kata, berarti kau sebut aku sedang bermain-main Firman. Aku tak mau jauh lagi. Dalam konteks Kitab Yohanes 1 Pada mulanya adalah Firman adalah tentang Firman yang menjelma menjadi manusia itu adalah Tuhan sendiri. Dan setelah menjelma manusia, Firman itu menjadi Yesus. Tuhan Yesus. Terkadang aku terbentur tembok, pada kata Yesus kepada iblis yang mencobai-Nya di padang gurun. Iblis mencobai Yesus dengan Firman lepas konteks. Yesus menangkisnya dengan Firman sesuai konteks. Aku tidak menangkis Hudan dengan cara ini. Karena Hudan adalah temanku. Aku akan selalu membela temanku. Aku tahu Hudan sedang berkreatif merawat kata untuk kita. Secara tertulis. Tidak secara lisan sepertiku. Meski lisanku dalam wujud tulisanku yang panjang-panjang di mata orang. Dan Tuhan Hudan menyebutku merawat budaya tulis bukan lisan. Sementara soal panjang-pendek hanya soal ukuran. Kata sifat. Dan salah satu sifat Tuhan adalah Kasih. (YR)

Artikel terkait: Seni Kritik Sastra

Tidak ada komentar: