Selasa, 29 April 2025

Dikuduskan Dalam Penantian Menurut Alkitab Saja (1 Korintus 1)

Hore aku rajin lagi menulis tentang Alkitab. Untung ada masalah yang berhikmah melentingkan adrenalinku. Tapi aku malu bila ini hanya karena masalah, terkesan aku curhat. Curhat tanda orang cemen. Apalagi menjadi rajin bikin konten Alkitab lagi. Setelah sebulanan bikin tulisan seni kritik sastra hingga jadi buku. Tidak. Tidak curhat, aku. Aku cuma menjadi rajin saja. Ada hukum kekekalan energi di sini.  Penyaluran energiku yang terhina oleh doktrin gereja yang tidak ada dasarnya di Alkitab. Hanya berdasar tafsir Alkitab dan tulisan para pimpinan gereja yang diaku dituntun Roh Kudus. Bahkan Sabtu lalu aku baca di ajarannya pertobatan Kaisar Konstantin yang melahirkan agama Kristen sebagai agama negara Romawi disebut sebagai pertobatan munafik. Munafik karena mencampuradukkan politeisme Romawi dengan Monoteisme Kristen. Ada sumber mereka yaitu tulisan abad 19 oleh wanita yang dianggap sebagai nabi. Aku abaikan saja pendapat begini saat memimpin pemahaman Alkitab. Kubilang kita cari saja di Alkitab kata-kata itu ada atau tidak. Ujung-ujungnya hanya ayat-ayat multitafsir. Ya sudah, aku pilih yang jelas-jelas saja. Maka kubikin konten dan tulisan yang jelas-jelas saja ada di Alkitab. Kali ini tentang 1 Korintus 1:1-9. Aku bisa nglothok nih isinya lantaran sering membahasnya. Lebih baik begitu karena itu memang tugas seorang Kristen Merdeka. Hanya mau memperdebatkan dan mempertanggungjawabkan tafsir Alkitab berdasar kata Alkitab sendiri. Soal baptis ulang di doktrin gereja yang telah dipakai umatnya untuk menghinaku itu jelas tidak ada di Alkitab. Yang ada hanya tafsir ayat. Aku abaikan saja. Aku bukan pendendam dan bisa pengampun karena ada Roh Kudus dalam hatiku. Aku mau pakai Roh cerdas karunia Roh Kudus. Akan kubimbing umatku di kotaku. Hari Minggu telah kukunjungi satu keluarga yang sudah menjadi Muslim semua karena juga dihinakan oleh pendeta zaman dahulu. Alasannya menegakkan Firman Tuhan alih-alih menegakkan doktrin gereja. Biarlah aku juga tidak menghina gerejaku yang bapak ibuku jadi Kristen sebagai orang pertama dibaptis di gereja itu tahun 1967. Puji Tuhan aku tetap menjaga nama baiknya. Selain pamanku yang alumni ITKA yang sekarang menjadi UNAI sebagai sekolah tertinggi rohaniawan gereja itu. Kuanggap itu yang tidak sesuai Alkitab hanya kekurangsempurnaan manusiawi. Di gereja lain sama saja. Termasuk di Gereja Kristen Merdeka yang gereja imajinasiku yang anggotanya tercatat dua orang tanpa ada masukan persembahan. Ini jalan cerdas Roh Kudus, menjadi Kristen mandiri dalam lokalitas yang absurd. Tuhan Yesus sudah lebih dahulu mengalami peristiwa mengerikan menghadapi makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang absurd, 2000 tahun lalu.

Tidak ada komentar: