Saya sendiri senang dengan pendapat berbeda. Termasuk dari H.A. Dan saya malah terpacu bahwa kritik sastra adalah seni. Jadi pelan-pelan saya akan keluarkan jurus-jurus saya dalam tulisan-tulisan pendek tanpa spasi ala Arie M.P. Tamba dalam novelnya Lorong Pusar Rumah yang kubeli di Mejabudaya PDS HB Jassin sebelum wafatnya Bang Arie pra-2009. Bagi saya itu juga debat tertulis, bukan debat lisan. Tidak saya sebut debat karena biasanya berkonotasi lisan. Kalaupun tulisan saya masuk kategori debat, saya menulisnya bercitarasa seni, biar sekalian menabung tulisan. (YR)
Artikel terkait: Seni Kritik Sastra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar