RAHIM TANAH AIR UDARA API Kumpulan Sajak



RAHIM TANAH AIR UDARA API: Kumpulan Sajak

Penulis: Cak Sariban
ISBN: 


Editor: Yonathan Rahardjo
Ilustrasi-desain-tata letak: Studio Syairupa

Penerbit: Majas (Kelompok Penerbit Majas)
Jl. KS Tubun Gang Iro 5 Kadipaten Bojonegoro 62111
Telp./SMS/WA: +6281332258669 
Email: penerbitmajas@gmail.com 
Homepage: http://www.penerbitmajas.com

Distributor: PBG Tuban Jawa Timur
Link/akses ketersediaan buku: 
https://www.penerbitmajas.com/2022/12/rahim-tanah-air-udara-api.html
Cetakan Pertama, Februari 2023
Ukuran: 14x20 cm 
Tebal: 104 hlm

Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit

 
Kata Pengantar

Menulis puisi ibarat berdialog dengan diri sendiri. Untuk bisa bermonolog—berdialog dengan diri sendiri--, kesadaran menempati ruang perlu dibangun. Menulis puisi karena itu kesadaran merekonstruksi segala pencerapan indera dan rasa.
Judul “Rahim Tanah Air Udara Api” (RTAUA) sedikit mengikuti pola umum unsur pembentuk semesta. Kita mafum semua keunsuran kita, alam semesta, ya terdiri atas elemen tanah, air, udara, api. Tambahan diksi “Rahim” dalam judul setidaknya mengingatkan kita bahwa hidup kita ini selalu dilingkupi. Apa-apa yang melingkupi hidup kita dapat disederhanakan dengan sebutan ‘rahim’.
Lima diksi pada judul tersebut juga menjelma menjadi judul-judul puisi. Jika pun mau menarik logika-logika baru, semua puisi dalam antologi ini selalu berhulu-muara pada RTAUA. Kehulu-muaraan yang secara longgar dapat diinterpretasi oleh semua pembaca juga dapat diikat oleh kesadaran penulis puisi: betapa kehidupan dalam segala label-label ini tak lain adalah keringkihan semata.
Semua ciptaan ringkih. Sajak-sajak dalam buku ini ringkih. Fone, tone, silabi, diksi, larik, dan penulisnya teramat ringkih. Kesadaran ringkih itulah yang membangun kekuatan ala kadarnya untuk menulis sajak ini.
Tak berlebih, kemudian penulis membangun pilihan cara berpikir bahwa hidup adalah penghambaan atas Yang Mahakuat. Jalan-jalan penghambaan sebagai ‘kaula’ berbilyun cabang dan ranting. Ranting yang dipilih penulis adalah menulis puisi sehingga lahir buku ini. 

Selamat membaca!

 

Tidak ada komentar: