MALANG, Penerbitmajas.com – Karya sastra bukan sekadar imajinasi belaka, melainkan cermin dari realitas sosial dan pengalaman hidup pengarangnya. Hal inilah yang mendasari penelitian Desi Puspita Sari, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang, dalam membedah nilai-nilai budaya yang terkandung dalam novel Lanang karya Yonathan Rahardjo.
Dalam penelitian kualitatif berjudul "Nilai Budaya dalam Novel Lanang karya Yonathan Rahardjo", Desi mengungkapkan bahwa novel setebal 440 halaman tersebut menyimpan kompleksitas hubungan manusia yang sangat dalam. Menggunakan pendekatan sosiologi sastra, penelitian ini memetakan lima dimensi utama nilai budaya yang menjadi fondasi cerita.
Lima Dimensi Nilai Budaya dalam Novel Lanang
Berdasarkan hasil analisis data berupa monolog dan dialog dalam novel, penelitian ini menemukan lima kategori nilai budaya:
Hubungan Manusia dengan Tuhan (Berketuhanan) Novel ini menggambarkan sisi religiusitas karakter melalui aktivitas berdoa dan kepercayaan kepada Tuhan sebagai sandaran hidup.
Hubungan Manusia dengan Alam (Berkealaman) Penulis menyoroti bagaimana masyarakat berinteraksi dengan keadaan alam, kebiasaan memanfaatkan sumber daya alam, hingga dampak perkembangan teknologi terhadap lingkungan.
Hubungan Manusia dengan Sesama Fokus pada interaksi personal yang melibatkan aspek emosional seperti harapan, kasih sayang, dan rasa ingin tahu antar individu.
Hubungan Manusia dengan Masyarakat (Berkemasyarakatan) Ditemukan nilai-nilai sosial yang kuat, mulai dari gotong royong, kebijakan, kebersamaan, hingga sikap ramah, patuh, dan sopan yang menjadi identitas sosial karakter di dalamnya.
Hubungan Manusia dengan Diri Sendiri (Kepribadian) Secara internal, novel ini menekankan pentingnya karakter kerja keras, kejujuran, kesabaran, serta prinsip untuk terus bertahan hidup di tengah tantangan.
"Karya sastra diciptakan dari olahan realitas kehidupan dan imajinasi pengarang. Oleh sebab itu, nilai-nilai di dalamnya mencerminkan realitas masyarakat," tulis Desi dalam ringkasan penelitiannya.
Relevansi Sosial
Penelitian ini menunjukkan bahwa novel Lanang bukan hanya sebuah narasi fiksi, tetapi juga dokumen budaya yang merekam bagaimana manusia seharusnya memposisikan diri terhadap penciptanya, lingkungan hijau, serta komunitas sosialnya.
Karya ilmiah yang dibimbing oleh Prof. Dr. Imam Suyitno, M.Pd. ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pembaca maupun peneliti sastra untuk lebih memahami fungsi sastra sebagai sarana pewarisan nilai budaya di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar