Selasa, 30 Desember 2025

ANALISIS BIBLIKA ARTIKEL "BAGAI MINUM SUSU"

Penerbitmajas.com - Analisis terhadap artikel "Bagai Minum Susu" mengenai metode membagikan satu ayat di pagi dan petang memiliki dasar biblika yang sangat kuat. Dalam teologi Kristen, pendekatan ini sering disebut sebagai "Spiritualitas Harian" atau ketekunan dalam perkara kecil.

Berikut adalah analisis dari sudut pandang Alkitab terhadap poin-poin yang disampaikan:

1. Konsep "Susu Rohani" untuk Pertumbuhan

Penulis menyebutkan memberikan ayat yang "ringan dan lunak seperti susu". Ini sangat sesuai dengan tulisan Rasul Paulus dan Petrus:

  • 1 Petrus 2:2: "Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu tumbuh dan beroleh keselamatan."

  • Analisis: Bagi mereka yang jarang membaca Alkitab (atau petobat baru yang masih belajar), memberikan "makanan keras" (teologi yang rumit) bisa membuat mereka jenuh. Susu rohani adalah cara terbaik untuk membangun fondasi iman tanpa membuat mereka merasa terbebani.

2. Pola Pagi dan Petang (Ritme Ibadah Israel)

Kebiasaan penulis memposting di waktu pagi dan petang selaras dengan pola ibadah yang ditetapkan Tuhan sejak zaman Perjanjian Lama:

  • Keluaran 29:38-39: Persembahan kurban di kemah suci dilakukan satu pada pagi hari dan satu pada petang hari.

  • Mazmur 1:2: Berbahagialah orang yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

  • Analisis: Pola ini menjaga pikiran seseorang tetap "terjangkar" pada Tuhan di awal hari (sebelum beraktivitas) dan di akhir hari (sebelum beristirahat).

3. Kekuatan Ayat Pendek (Prinsip "Manna")

Penulis menyamakan ayat pendek dengan doa pendek. Dalam Alkitab, Tuhan memberikan Manna kepada bangsa Israel secukupnya untuk satu hari saja (Keluaran 16).

  • Analisis: Satu ayat yang direnungkan secara mendalam jauh lebih efektif daripada satu pasal yang dibaca sekilas tanpa pemahaman. Ini adalah prinsip infus rohani yang penulis sebutkan—memberikan nutrisi konstan ke dalam aliran darah rohani seseorang.

4. Penebaran Benar di "Tanah" Media Sosial

Menggunakan Grup WA (WAG) sebagai sarana penginjilan adalah bentuk modern dari Perumpamaan Penabur (Matius 13).

  • Analisis: Di dalam grup tersebut, ada berbagai jenis "tanah" (kondisi hati). Dengan membagikan ayat secara rutin, penulis sedang memastikan benur Firman itu selalu tersedia bagi mereka yang mungkin selama 45 tahun "kelaparan" secara rohani tanpa mereka sadari.

5. Imamat Am Orang Percaya (Prinsip Reformasi)

Poin penulis mengenai prinsip Martin Luther berkaitan erat dengan doktrin Imamat Am Orang Percaya (Priesthood of all believers).

  • 1 Petrus 2:9: Menyatakan bahwa semua orang percaya adalah "imamat yang rajani".

  • Ibrani 8:10: Tuhan menuliskan hukum-Nya dalam akal budi dan hati kita.

  • Analisis: Penulis benar bahwa akses kepada Tuhan tidak dibatasi oleh sekat hierarki gerejawi. Alkitab di tangan orang percaya (bahkan lewat layar HP) adalah otoritas tertinggi yang bisa langsung berbicara ke dalam hati nurani.

Refleksi

Mengenai contoh saudara yang 45 tahun menjadi Kristen namun tidak hafal Doa Bapa Kami, ini adalah teguran bagi kita semua tentang pentingnya Pemuridan. Firman Tuhan dalam Ulangan 6:7 memerintahkan kita untuk mengajarkan berulang-ulang ( shanan — yang artinya menajamkan) saat duduk, berjalan, berbaring, dan bangun.

"Metode 'susu' satu ayat pagi dan petang adalah bentuk kasih nyata (agape) kepada sesama anggota tubuh Kristus agar mereka tidak 'stunting' secara rohani."

Tidak ada komentar: