Purwosari Bojonegoro, Penerbitmajas.com - Sabtu malam yang penuh makna di Desa Purwosari, Kecamatan Purwosari. Di tengah keramaian puncak sedekah bumi, Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, hadir untuk meresmikan sebuah wadah baru bagi para pegiat seni: Sanggar Sastra Djajus Pete. Nama sanggar ini diambil dari nama seorang maestro sastra Jawa, Djajus Pete, putra asli desa tersebut.
Peresmian ini bukan sekadar seremoni. Budayawan Kang Zen Samin, Ketua Sanggar, menyerahkan sebuah buku karya almarhum Djajus Pete kepada Bupati, sebuah gestur simbolis yang menunjukkan bahwa warisan budaya akan terus hidup dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah.
Bupati Wahono berharap sanggar ini akan menjadi "rumah" bagi para seniman dan sastrawan untuk berkarya, melestarikan, dan menyebarkan kecintaan terhadap budaya lokal. "Kehadiran sanggar ini diharapkan bisa menjadi wadah bagi para seniman dan pegiat sastra untuk terus berkarya dan melestarikan warisan leluhur," kata Bupati.
Perayaan budaya malam itu mencapai puncaknya dengan pagelaran wayang kulit. Di hadapan ratusan pasang mata yang terhanyut, Bupati menyerahkan gunungan kepada dalang Ki Bayu Aji, mengawali lakon "Semar Bangun Kayangan". Ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan sebuah pengingat akan pesan luhur yang terkandung dalam setiap lakon wayang—sebuah "lambang kehidupan" yang sarat dengan nilai-nilai kebajikan. (foto: Yonathan)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar