Bojonegoro, Penerbitmajas.com – Di balik riuhnya embusan angin Juli yang membawa aroma tanah basah, Desa Soko di Kecamatan Temayang, Bojonegoro, kini menjadi panggung bagi sebuah narasi kolektif. Bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan jalinan erat antara seragam hijau loreng dan senyum lugu masyarakat. Di sinilah, tepatnya pada Rabu (23/7/2025) yang lalu, Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-125 resmi dibuka, mengukir janji akan harapan yang lebih baik.
Lapangan Desa Soko, yang biasanya senyap, mendadak dipenuhi semangat. Upacara pembukaan itu, meskipun sederhana, memancarkan aura tekad yang kuat. Ini adalah cerminan dari sebuah kolaborasi, sebuah simfoni antara Tentara Nasional Indonesia, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, dan masyarakat Soko sendiri. Mereka bukan hanya membangun infrastruktur, melainkan merajut kembali benang-benang persaudaraan, menghidupkan kembali denyut nadi pembangunan di jantung pedesaan terpencil. Prajurit-prajurit yang selama ini dikenal menjaga kedaulatan, kini turun langsung, menjadi motor penggerak yang tak kenal lelah, sekaligus penjaga keamanan di tengah masyarakat.
Dari Beton hingga Sumur Bor: Mengukir Jejak Asa
Sejak 23 Juli hingga 21 Agustus 2025, Desa Soko akan menjadi saksi bisu metamorfosis. Roda-roda pembangunan fisik mulai berputar, mengukir jejak di atas tanah. Salah satu impian besar yang akan terwujud adalah jalan cor beton yang menghubungkan Desa Soko dengan Desa Pajeng di Kecamatan Gondang. Jalan sepanjang 3,5 meter ini bukan sekadar jalur penghubung, melainkan urat nadi ekonomi dan sosial yang akan membuka akses, mendekatkan jarak, dan mempercepat denyut kehidupan.
Tak hanya itu, sentuhan-sentuhan kemanusiaan juga akan menghiasi lanskap desa. Rehabilitasi cek dam, sebuah upaya untuk menjaga ketersediaan air, akan dilakukan. Enam unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) akan diperbaiki, mengembalikan martabat dan kenyamanan bagi penghuninya. Sumur bor akan dibangun, menjanjikan akses air bersih yang selama ini menjadi dambaan. Bahkan, Musholla dan pagar SDN Soko 4 akan dibangun, menopang pilar pendidikan dan spiritual di desa ini.
Lebih dari sekadar fisik, TMMD ke-125 ini juga menyentuh aspek-aspek kehidupan yang lebih mendalam. Empat sumur bor di empat RT berbeda akan menjadi sumber kehidupan baru. Dua hektar lahan padi akan digarap untuk ketahanan pangan, memastikan lumbung-lumbung terisi. Di samping itu, program-program non-fisik akan menjadi bekal berharga. Pelatihan, penyuluhan, dan konsultasi akan diberikan, membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengolah sumber daya manusia dan alam mereka sendiri, menuju kemandirian yang berkelanjutan.
Pesan Bupati: Saudara dalam Kebersamaan
Dalam sambutannya yang penuh makna, Bupati Setyo Wahono menitipkan pesan yang menggema di hati setiap yang hadir. “Saya berpesan semua pihak yang terlibat dalam program TMMD untuk menghormati adat istiadat dan kearifan lokal lokasi. Untuk masyarakat Soko, jadikanlah TNI yang menginap di rumah warga sebagai saudara dan keluarga sendiri,” ujarnya, suaranya mengandung kehangatan dan harapan.
Pesan itu bukan sekadar formalitas, melainkan inti dari semangat TMMD: kebersamaan, rasa saling memiliki, dan penghormatan terhadap nilai-nilai luhur. Di Desa Soko, di bawah langit Juli yang seringkali mendung namun sarat janji, kisah persatuan ini akan terus ditulis, menjadi warisan yang tak hanya berbentuk bangunan, tetapi juga ikatan batin yang tak lekang oleh waktu. (Foto: Pemkab Bojonegoro)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar