Sabtu, 19 November 2022

LUKISAN TAK BERBINGKAI 8

Wiji mengingat peristiwa ini. Dalam suatu lomba lukis antar sekolah, Fuar seorang pelukis yang juga wartawan koran Provinsi Pos melihat Hary dari jauh dan menatapnya begitu mendekat. Ia memandang dengan tajam pada kegiatan Hary yang sedang menggoreskan kuas di atas kertas, di pinggir sungai besar yang melewati kota.
Ia tanya sesuatu. Dan Hary menjawab, tentu saja. Hanya itu saja, dan wartawan itu menyingkir pergi. Beberapa hari kemudian Hary mendapatkan namanya tertulis di koran. Dan guntingan koran itu menempel pada majalah dinding sekolah SMPN 1.
"Hary yang pandai melukis."
Wiji turut membaca sebagaimana siswa-siswa yang lain oleh karena majalah dinding itu tergantung di lorong masuk gerbang sekolah.
’Aku kagum padanya,’ batin Wiji. Tapi, ’Kegagumanku kutunjukkan dengan perilaku diam.’  

Tidak ada komentar: