Dari hasil Pelatihan Menulis Puisi dan Acara Peluncuran TBM, Sanggar Teater, Toko Buku
Kinanthi pada 22 September 2019 diselenggarakan
Lomba Menulis Puisi dan Gurit. Puisi dikumpulkan pada 22 September-22 Oktober
2019. Dan inilah hasilnya diumumkan pada 24 November 2019.
Dari 119 peserta Lomba Puisi, terpilih Juara kategori Puisi dan Juara kategori gurit. Kedua kategori menampilkan Juara I, Juara II, Juara III (sejumlah 6 peserta). Sejumlah 113 peserta merupakan Juara Harapan. Penentuan masing-masing juara tersebut diumumkan pada Minggu 24 November 2019 dalam acara terkait di TBM Kinanthi.
Hal ini diberlakukan dengan pertimbangan matang dan penuh filosofi. Pemilihan setiap juara oleh dewan juri memperhatikan kriteria-kriteria standar dalam seni puisi dan gurit. Hal yang dinilai meliputi bentuk dan isi puisi. Bentuk puisi memperhatikan keterampilan bahasa dan sastra peserta yang terbaca pada setiap karya. Isi puisi memperhatikan tema dan pesan moral yang disampaikan.
Keterampilan berbahasa dan sastra peserta dalam puisi dan gurit tertandai dengan kualitas estetis yang tercipta (termasuk bahasa karya) dan ekstraestetis (termasuk nilai karya) dan keutuhan karya. Kualitas estetis dan ekstraestetis tertandai kuatnya diksi atau pilihan kata, ketepatan penggunaan majas yang dipakai guna memperkuat kesan dan suasana batin puisi dan gurit, indahnya irama dan musikalitas yang terbaca.
Keutuhan karya yang tercipta tertandai dengan kualitas struktur karya dan logika karya sastra yaitu lancarnya logika yang terbentuk, dan juga tertandai dengan kuatnya pesan yang disampaikan.
Dalam tahapan apa pun penjurian karya sastra dua hal ini dapat diberlakukan, maka inilah yang diterapkan dalam Lomba Menulis Puisi Piala Kinanthi untuk semua kalangan ini. Dan pemilihan Juara I-II-III tersebut adalah dari seluruh peserta, karya yang paling kuat dalam hal tersebutlah yang terpilih. Dan tentu saja ada satu lagi yang berpengaruh yaitu pilihan tema baru yang merupakan basis penciptaan kreatif sebagai sebuah karya cipta.
Sebagaimana lazimnya penjurian suatu lomba, pilihan dewan juri tidaklah dapat diganggu gugat. Dan secara umum pilihan juri yang berbeda relatif berbeda pula oleh karena faktor subjektivitas juri-jurinya. Lazimnya hal ini disebut sebagai “selera” juri. Sementara dalam Lomba Menulis Puisi Piala Kinanthi ini yang lebih ditekankan adalah sebagai suatu gerakan literasi di mana semua orang dapat menulis puisi/gurit. Sekaligus pendidikan kepada semua peserta bahwasanya peningkatan kualitas guna mencapai standar-standar ideal suatu karya sastra (masuk wilayah sastra/literary) sudah lebih dalam dari sifat umum gerakan literasi sastra/baca-tulis (semua orang bisa menulis), sangat penting untuk terus dicermati peserta dalam pendidikan berkelanjutan seumur hidup.
Atas pertimbangan itu maka para juara lomba menulis puisi/gurit Piala Kinanthi ini tidak dicantumkan di buku ini. Tetapi diumumkan langsung pada saat acara pengumuman hasil lomba di TBM Kinanthi 24 November 2019. Jadi penyusunan isi buku ini adalah berdasar nomor urut pengumpulan karya peserta. Dan khusus dalam buku ini, di luar juara resmi yang ditentukan oleh juri resmi, setiap peserta diajak untuk menjadi “juri sendiri” (menilai sendiri) atas karya sendiri dan semua karya peserta lain. Boleh jadi pilihan mereka dapat berbeda dengan pilihan juri resmi yang diumumkan pada 24 November 2019.
Namun bagaimana pun yang harus menjadi rujukan penilaian adalah standar-standar penilaian seperti yang telah diuraikan tersebut di atas. Hal ini guna evaluasi peserta untuk terus-menerus belajar dan meningkatkan diri dengan tidak cepat berpuas diri. Sampai pada suatu saat di titik tertentu peserta nanti akan melahirkan puncak karyanya sebagai hasil penghayatan dan pergulatan hidupnya dalam sebuah puisi. Sesungguhnya pergulatan ini juga mewakili pergulatan/ pergumulan nilai hidup manusia seutuhnya yang bermartabat dan berbudi luhur, tajam dan peka menghadapi segala sesuatu perubahan termasuk nilai-nilai yang terus mengalami pergeseran, perubahan, pembaharuan.
Begitulah kiranya filosofi atau landasan pemikiran “Piala Kinanthi”. Kepada seluruh Juara I-II-III dan seluruh Juara Harapan, panitia dan dewan juri mengucapkan selamat bahwa sesungguhnya, “Anda semua adalah Juara dan pertandingan terberat dalam berkarya dan dalam hidup adalah melawan diri sendiri.” Ini filosofi pamungkas dalam Kejuaraan Menulis Puisi Piala Kinanthi. Selamat, Terus Berkarya, Selamat Para Juara!
Pelatihan menulis puisi tidak berhenti dengan penyerahan piala ini. Materi pelatihan kali ini semakin dalam.
Hal ini diberlakukan dengan pertimbangan matang dan penuh filosofi. Pemilihan setiap juara oleh dewan juri memperhatikan kriteria-kriteria standar dalam seni puisi dan gurit. Hal yang dinilai meliputi bentuk dan isi puisi. Bentuk puisi memperhatikan keterampilan bahasa dan sastra peserta yang terbaca pada setiap karya. Isi puisi memperhatikan tema dan pesan moral yang disampaikan.
Keterampilan berbahasa dan sastra peserta dalam puisi dan gurit tertandai dengan kualitas estetis yang tercipta (termasuk bahasa karya) dan ekstraestetis (termasuk nilai karya) dan keutuhan karya. Kualitas estetis dan ekstraestetis tertandai kuatnya diksi atau pilihan kata, ketepatan penggunaan majas yang dipakai guna memperkuat kesan dan suasana batin puisi dan gurit, indahnya irama dan musikalitas yang terbaca.
Keutuhan karya yang tercipta tertandai dengan kualitas struktur karya dan logika karya sastra yaitu lancarnya logika yang terbentuk, dan juga tertandai dengan kuatnya pesan yang disampaikan.
Dalam tahapan apa pun penjurian karya sastra dua hal ini dapat diberlakukan, maka inilah yang diterapkan dalam Lomba Menulis Puisi Piala Kinanthi untuk semua kalangan ini. Dan pemilihan Juara I-II-III tersebut adalah dari seluruh peserta, karya yang paling kuat dalam hal tersebutlah yang terpilih. Dan tentu saja ada satu lagi yang berpengaruh yaitu pilihan tema baru yang merupakan basis penciptaan kreatif sebagai sebuah karya cipta.
Sebagaimana lazimnya penjurian suatu lomba, pilihan dewan juri tidaklah dapat diganggu gugat. Dan secara umum pilihan juri yang berbeda relatif berbeda pula oleh karena faktor subjektivitas juri-jurinya. Lazimnya hal ini disebut sebagai “selera” juri. Sementara dalam Lomba Menulis Puisi Piala Kinanthi ini yang lebih ditekankan adalah sebagai suatu gerakan literasi di mana semua orang dapat menulis puisi/gurit. Sekaligus pendidikan kepada semua peserta bahwasanya peningkatan kualitas guna mencapai standar-standar ideal suatu karya sastra (masuk wilayah sastra/literary) sudah lebih dalam dari sifat umum gerakan literasi sastra/baca-tulis (semua orang bisa menulis), sangat penting untuk terus dicermati peserta dalam pendidikan berkelanjutan seumur hidup.
Atas pertimbangan itu maka para juara lomba menulis puisi/gurit Piala Kinanthi ini tidak dicantumkan di buku ini. Tetapi diumumkan langsung pada saat acara pengumuman hasil lomba di TBM Kinanthi 24 November 2019. Jadi penyusunan isi buku ini adalah berdasar nomor urut pengumpulan karya peserta. Dan khusus dalam buku ini, di luar juara resmi yang ditentukan oleh juri resmi, setiap peserta diajak untuk menjadi “juri sendiri” (menilai sendiri) atas karya sendiri dan semua karya peserta lain. Boleh jadi pilihan mereka dapat berbeda dengan pilihan juri resmi yang diumumkan pada 24 November 2019.
Namun bagaimana pun yang harus menjadi rujukan penilaian adalah standar-standar penilaian seperti yang telah diuraikan tersebut di atas. Hal ini guna evaluasi peserta untuk terus-menerus belajar dan meningkatkan diri dengan tidak cepat berpuas diri. Sampai pada suatu saat di titik tertentu peserta nanti akan melahirkan puncak karyanya sebagai hasil penghayatan dan pergulatan hidupnya dalam sebuah puisi. Sesungguhnya pergulatan ini juga mewakili pergulatan/ pergumulan nilai hidup manusia seutuhnya yang bermartabat dan berbudi luhur, tajam dan peka menghadapi segala sesuatu perubahan termasuk nilai-nilai yang terus mengalami pergeseran, perubahan, pembaharuan.
Begitulah kiranya filosofi atau landasan pemikiran “Piala Kinanthi”. Kepada seluruh Juara I-II-III dan seluruh Juara Harapan, panitia dan dewan juri mengucapkan selamat bahwa sesungguhnya, “Anda semua adalah Juara dan pertandingan terberat dalam berkarya dan dalam hidup adalah melawan diri sendiri.” Ini filosofi pamungkas dalam Kejuaraan Menulis Puisi Piala Kinanthi. Selamat, Terus Berkarya, Selamat Para Juara!
Pelatihan menulis puisi tidak berhenti dengan penyerahan piala ini. Materi pelatihan kali ini semakin dalam.
1 komentar:
Matoh
Posting Komentar