Penerbitmajas.com - Seorang anggota gereja lokalmu mungkin suatu hari meneleponmu. Katanya, “Bagaimana caranya pendeta setiap hari gemetar. Itu lho yang penting.... Karena dia sudah merusak gereja kita.” Anggota gereja itu tidak terima gerejanya dirusak orang yang seharusnya jadi gembala gereja itu.
Akibat ketidakberesan orang ditugaskan oleh organisasi gereja itu, mungkin ada yang pada hari ibadah datang ke gereja pukul 09. Pulang pukul 09.30. Motifnya menetapi ucapannya, apa pun yang terjadi harus tetap ke gereja. Yang lain mungkin akan berkata, “Orang yang ditugaskan sebagai pendeta itu sudah tidak kuanggap. Dia tidak mengerti alkitab. Padahal Alkitab satu-satunya pegangan kita. Tidak mengerti Alkitab itu tidak apa, asal menghargai orang lain. Dia tidak mengerti Alkitab dan tidak menghargai orang lain.
Petugas organisasi gereja untuk gereja lokal itu mungkin tidak dapat membaca teori. Jadi ajarannya salah. Mungkin dia belum pendeta, artinya bukan pendeta. Mungkin ia hanya pendeta muda. Calon pendeta. Apa lagi kelakuannya.Tidak layak menjadi gembala. Ajaran orang macam itu tidak usah didengarkan. Itu bukan dari Tuhan.
Firman Tuhan di dalam 1 Yohanes 4:1 mengatakan: Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Tanda-tanda orang yang ditugaskan memimpin gereja itu "nabi" palsu sangat jelas.
Menghadapi kasus seperti itu bagi orang tertentu mungkin pilihannya hanya satu: tinggalkan, seperti Tuhan Yesus meninggalkan orang-orang yang menolak Dia, juga Paulus di kota Tesalonika, Atena. Anggota yang asli lokal tempat adanya gereja itu mungkin masih akan terus di situ. Masih banyak cara melayani Tuhan, tanpa melibatkan orang yang menolak mereka seperti orang yang ditugaskan organisasi gereja, dan orang-orang pembisiknya.
Gereja lokalmu dapat mempunyai masalah seperti itu, mungkin karena organisasi gerejamu dipimpin orang-orang yang tidak beres. Contohlah mungkin ada yang seperti agama lain, hanya taurat pegangannya. Maka dia ditaruh di bagian kerjasama dengan agama seperti itu.
Pemimpin organisasi gerejamu yang baik mungkin ada. Tahu peta dan kompleksitas melayani umat guna penggembalaan. Tapi kalah suara dengan yang para ahli taurat itu. Kalau begitu semua, berarti semua tidak beres teologi dan praktiknya. Karena teologinya tidak beres, berpengaruh pada pandangannya, lalu praktiknya. Dia belum kenal Yesus. Malah belum bertobat. Yang jadi tuannya itu hukum taurat.
Mungkin ajaran-ajaran nabi-nabi baru organisasi gerejamu halus sekali dengan bahasa-bahasa kasih, tetapi tidak kontekstual…. Campur aduk … tanpa disadari pembacanya tergiring menyembah hukum taurat, bukan Yesus. Maka ketika menuliskan segala sesuatu yang tidak ada di Alkitab dianggap itu penjelasan Alkitab. Sehingga disebut sebagai terang kecil mendampingi terang besar Alkitab.
Padahal penjelasan dari rahasia simbol-simbol di Alkitab itu mau tak mau hanya kita tafsir berdasar dan tentang hal rohani yang berpusat pada ajaran Alkitab sendiri yaitu Yesus. Dan perwujudan ajaran Yesus itu ya moralitas, kasih dan damai sejahtera. Tetapi kasih, moralitas dan damai sejahtera tidak mungkin kita lakukan sendiri, ya hanya karena Yesus melalui Roh Kudus di dalam kita.
Jadi yang mesti keluar dari diri kita ya buah Roh dalam Galatia 5:22 itu. Bukan aturan-aturan fisik yang bukan bersifat Roh moralitas itu. Kalau sudah bisa begitu, baru itu bisa dibilang kesucian ada pada diri kita dalam bergantung sepenuhnya pada Yesus. Bukan soal makan-minum-hari baik/kudus. Karena hari kudus yang sesungguhnya adalah Tuhan Yesus sendiri. Hari kudus itu simbol Yesus, dan datangnya Yesus ke dunia ini adalah menggenapinya.
Patokan pemahaman ini hanya ada di dalam Perjanjian Baru. Sedang ajaran gerejamu mungkin banyak campur baur membingungkan yang dipakai secara gado-gado dengan Perjanjian Lama. Bukan runtut kronologis dari Perjanjian Lama harus berakhir di Perjanjian Baru. Malah setelah Perjanjian Baru di gerejamu mungkin malah ditambah-tambahi dengan ajaran nabi-nabi baru gerejamu. Ini yang menyesatkan umat.
Karena gerejamu ada pemilik organisasinya, anggota yang hanya jadi sapi perah ya mesti bersikap. Banyak anggota yang keluar itu karena merasa habis manis sepah dibuang dengan ditakut-takuti neraka. Dibilang doktrin yang benar yang mereka tafsir. Padahal mereka tidak kenal Yesus. Buah Rohnya sangat kentara. Belum bertobat. Belum lahir baru.
Jadi masalah utama terletak di situ. Semua masalah yang ada itu akarnya pada kenal tidaknya pada Yesus. (Yonathan Rahardjo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar