BIMASENA, SANG PENDEKAR DARI DINASTI BHARATA: Kumpulan Cerpen


BIMASENA, SANG PENDEKAR DARI DINASTI BHARATA: Kumpulan Cerpen

Penulis: Dyah Purwani 

QRCBN: 62-1311-6348-199

Editor: Emi Sudarwati, Yonathan Rahardjo

Penerbit: Majas, Kelompok Penerbit Majas

Ukuran: 14x20 cm

Tebal: 104 hlm

Cetakan pertama, Oktober 2022


Penulisan tentang Kumpulan cerpen Bimasena, Sang Pendekar Dari Dinasti Bharata” dilatar belakangi oleh semakin maraknya budaya manca negara yang tidak sesuai dengan kepribadian nasional negara Indonesia, yang semakin diminati oleh generasi-generasi sekarang ini. Hal ini sangat jelas sekali akan mengakibatkan tersisihnya budaya lokal bangsa Indonesia (Budaya Tradisional) yang mulia dan luhur.

Bimasena (Bungkus sampai Moksa) ditulis berdasarkan atas dua versi cerita yaitu cerita jawa dan cerita India. Cerita ini menggambarkan tentang kisah hidup seseorang dari lahir sampai mati, serta tak lupa menyisipkan cerita–cerita tentang pesan-pesan kebajikan dan kepahlawanan.

Versi yang diambil dari Jawa sangat identik dengan cerita wayang, sedangkan dari India sangat identik dengan cerita epos (kepahlawanan) Mahabarata. Keduanya merupakan cerita tentang Dinasti Bharata yang merupakan leluhur serta cerita masa muda sampai meninggalnya Pandawa, salah satunya Bimasena (Bratasena / Wrekudara / Bimasena). Wayang dalam dunia kejawen merupakan sesuatu yang penuh dengan filosofi, melalui wayang inilah hampir semua ciri dan watak manusia dapat dikenali dan dipelajari sejak dari tokoh Pandawa, Kurawa maupun Punakawan. Wayang ini merupakan dunia yang penuh dengan makna sehingga orang Jawa menyebut wayang sebagai ”Wewayaning Manungsa” atau gambaran tentang manusia.

Salah satu contoh tokoh yang patut kita ambil adalah tentang filosofi Jawa yang berkaitan dengan kekuasaan sang maha pencipta. Bimasena dapat kita lihat pada saat beliau mencari air kehidupan di tengah – tengah samudera sampai akhirnya bertemu dengan Sang Dewa Ruci yakni seorang Dewa yang kecil yang bentuk badannya maupun wajahnya mirip dengan Bima sendiri, hal yang sangat aneh adalah Bima yang badannya besar itu dapat masuk ke dalam tubuh Dewa Ruci yang sangat kecil. Dan sangat ajaib sekali dalam tubuh sang Dewa yang kecil itu, sang Bima yang bertubuh tinggi besar dan gagah itu justru menemukan kedamaian, ketenteraman, kenyamanan serta keteduhan sehingga apa yang dialami sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Dari sedikit kisah ini nanti kita dapat ambil tentang jalan cerita kehidupan manusia dan Tuhan dengan segala kekuasaannya. Mudah-mudahan dalam penulisan ini nanti dapat memberikan sumbangan berharga bagi upaya pelestarian seni budaya tradisional di Indonesia. 


Tidak ada komentar: