Buku | Teror Telepon

Ada beda-beda tipis antara cerita bergenre horor, misteri dan thriller. Cerita horor berkaitan dengan hal-hal yang menakutkan, dapat bersifat mistis atau bukan mistis (terkait roh-roh halus). Horor yang menakutkan belum tentu berkaitan dengan roh-roh gaib, bukan?
Hewan-hewan menakutkan seperti naga, monster, serigala dan sebagainya. Sedangkan roh gaib sangat dekat dengan keberadaan hantu. Perihal mistis sendiri, sudah terdapat penyempitan makna terkait roh halus itu, padahal dalam konteks mistis sendiri hubungan manusia dengan Tuhan (yang sebagian di antara orang percaya bahwa Tuhan adalah Roh) . Kembali ke genre cerita, cerita misteri lain lagi dengan genre horor (termasuk horor yang mistis dan non mistis). Cerita misteri menekankan pada teka-teka terhadap suatu kejadian atau peristiwa. Kalau teka-teki sendiri tandanya sudah tampak, cerita misteri dimulai dari tidak tampaknya tanda yang dapat dipakai sebagai petunjuk. Maka perilaku investigatif dibutuhkan guna membongkar misteri dan memecahkan teka-teki.Tak heran genre misteri dapat disebut sebagai genre investigasi. Cerita-cerita detektif dapat dimasukkan di sini. Tak harus berkaitan dengan mistiss, cerita misteri sendiri dapat diangkat kemisteriannya dengan hal-hal yang berbau mistis juga. Adapun cerita bergenre thriller lebih menekankan ketegangan demi ketegangan, yang umnya berkaitan dengan terancamnya nyawa tokoh ceritanya. Untuk ketegangan yang seperti ini dalam cerita thriller, tentu tak mengharuskan terciptanya ketegangan oleh karena hal bersifat mistis maupun misteri. Baik cerita maupun film, sungguh diperkaya dengan genre-genre tulisan baik horor, misteri maupun thriller. Bahkan penulis cerita dan penulis naskah film ada yang mengkhususkan perhatiannya pada genre tulisannya dan mereka pun berada pada puncak-puncak prestasinya. Tak mustahil pilihan Nur Syamsiah yang "setia" dalam menulis cerita horor (tidak hanya pada buku ini). Dan salah satu ciri cerita horor Nur adalah keterkaitannya dengan hal-hal mistis.

Tidak ada komentar: