Tema merupakan fondasi sebuah gerakan baik tertulis maupun tidak tertulis. Untuk gerakan tertulis, tema merupakan pokok pikiran tulisan apa bun bentuknya baik fiksi maupun fakta, baik prosa maupun puisi.
Untuk gerakan non tertulis, tema merupakan pokok pikiran awal dari semua kegiatan dalam gerakan. Setiap orang yang sanggup menciptakan gagasan pokok dia merupakan pencipta tema yang andal. Jelas, tema sangat dibutuhkan dalam semua bidang kehidupan, tak terkecuali untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Sudah tentu tema dalam IPS mesti berkorelasi positif dengan isu-sisu dan prinsip-prinsip ilmu sosial yang dipelajari. Sementara ranah ilmu sosial begitu luas, disebut sebagai cabang-cabang ilmu sosial. Oleh karena sifatnya yang terfokus maka tema harus dipersempit guna efektivitas pembelajarannya. Sedangkan metodenya dapat bervariasi. Kita pertajam soal pemilihan dan pengembangan tema dalam ilmu pengetahuan sosial, kini. Penentuan tena/pokok pikiran/gagasan dapat melalui pendekatan deduktif dari hal yang bersifat umum menjadi hal bersifat khusus; atau secara induktif, dari hal bersifat khusus menjadi hal bersifat umum. Secara deduktif kita dapat memulai dari penggolongan ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, kewarganegaraan, ekonomi koperasi, antropologi, bahkan ilmu-ilmu humaniora/budaya, kesenian, pada walnya termasuk dalam ranah ilmu sosial. Setelah menentukan kelompoknya kita turunkan pada hal rinci, seperti dalam ilmu sejarah kita fokuskan tentang sejarah Indonesia. Kita persempit lagi misalnya Indonesia zaman prasejarah dan Indonesia zaman sejarah dan seterusnya. Sebaliknya pendekatan pengembangan tema secara induktif dapat dimulai dari hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Beberapa kasus kita kumpulkan dan kita beri label pokok pikirannya apa. Dan seterusnya sampai ketemu tema besarnya.
Untuk gerakan non tertulis, tema merupakan pokok pikiran awal dari semua kegiatan dalam gerakan. Setiap orang yang sanggup menciptakan gagasan pokok dia merupakan pencipta tema yang andal. Jelas, tema sangat dibutuhkan dalam semua bidang kehidupan, tak terkecuali untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Sudah tentu tema dalam IPS mesti berkorelasi positif dengan isu-sisu dan prinsip-prinsip ilmu sosial yang dipelajari. Sementara ranah ilmu sosial begitu luas, disebut sebagai cabang-cabang ilmu sosial. Oleh karena sifatnya yang terfokus maka tema harus dipersempit guna efektivitas pembelajarannya. Sedangkan metodenya dapat bervariasi. Kita pertajam soal pemilihan dan pengembangan tema dalam ilmu pengetahuan sosial, kini. Penentuan tena/pokok pikiran/gagasan dapat melalui pendekatan deduktif dari hal yang bersifat umum menjadi hal bersifat khusus; atau secara induktif, dari hal bersifat khusus menjadi hal bersifat umum. Secara deduktif kita dapat memulai dari penggolongan ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, kewarganegaraan, ekonomi koperasi, antropologi, bahkan ilmu-ilmu humaniora/budaya, kesenian, pada walnya termasuk dalam ranah ilmu sosial. Setelah menentukan kelompoknya kita turunkan pada hal rinci, seperti dalam ilmu sejarah kita fokuskan tentang sejarah Indonesia. Kita persempit lagi misalnya Indonesia zaman prasejarah dan Indonesia zaman sejarah dan seterusnya. Sebaliknya pendekatan pengembangan tema secara induktif dapat dimulai dari hal-hal yang terjadi di sekitar kita. Beberapa kasus kita kumpulkan dan kita beri label pokok pikirannya apa. Dan seterusnya sampai ketemu tema besarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar