Kinanthi
Semakin di Hati: antologi Puisi
Penyair:
53 Peserta Lomba Menulis Puisi Piala Kinanthi II
(24
November 2019-8 Maret 2020)
ISBN:
978-623-7205-83-8
Cetakan
Pertama, Maret 2020
Ukuran: 14x20
cm
Tebal: 152
hlm
Pelatihan
menulis puisi dan Lomba Menulis Puisi Piala Kinanthi I tidak berhenti dengan
penyerahan piala ini pada 24 November 20019. Materi pelatihan kali itu semakin
dalam. Dan kemudian dilombakan dalam Piala Kinanthi II sejak hari itu sampai
pengumunan hasil lomba pada 8 Maret 2020.
Keterampilan
berbahasa dan sastra peserta dalam puisi dan gurit tertandai dengan kualitas
estetis yang tercipta (termasuk bahasa karya) dan ekstraestetis (termasuk nilai
karya) dan keutuhan karya. Kualitas estetis dan ekstraestetis tertandai kuatnya
diksi atau pilihan kata, ketepatan penggunaan majas yang dipakai guna
memperkuat kesan dan suasana batin puisi dan gurit, indahnya irama dan
musikalitas yang terbaca.
Keutuhan
karya yang tercipta tertandai dengan kualitas struktur karya dan logika karya
sastra yaitu lancarnya logika yang terbentuk, dan juga tertandai dengan kuatnya
pesan yang disampaikan.
Dalam
tahapan apa pun penjurian karya sastra dua hal ini dapat diberlakukan, maka
inilah yang diterapkan dalam Lomba Menulis Puisi Piala Kinanthi untuk semua
kalangan ini. Dan pemilihan Juara I-II-III tersebut adalah dari seluruh peserta,
karya yang paling kuat dalam hal tersebutlah yang terpilih. Dan tentu saja ada
satu lagi yang berpengaruh yaitu pilihan tema baru yang merupakan basis
penciptaan kreatif sebagai sebuah karya cipta.
Sebagaimana
lazimnya penjurian suatu lomba, pilihan dewan juri tidaklah dapat diganggu
gugat. Dan secara umum pilihan juri yang berbeda relatif berbeda pula oleh
karena faktor subjektivitas juri-jurinya. Lazimnya hal ini disebut sebagai
“selera” juri. Sementara dalam Lomba Menulis Puisi Piala Kinanthi ini yang
lebih ditekankan adalah sebagai suatu gerakan literasi di mana semua orang
dapat menulis puisi/gurit. Sekaligus pendidikan kepada semua peserta bahwasanya
peningkatan kualitas guna mencapai standar-standar ideal suatu karya sastra
(masuk wilayah sastra/literary) sudah lebih dalam dari sifat umum gerakan
literasi sastra/baca-tulis (semua orang bisa menulis), sangat penting untuk
terus dicermati peserta dalam pendidikan berkelanjutan seumur hidup.
Atas
pertimbangan itu maka para juara lomba menulis puisi/gurit Piala Kinanthi ini
tidak dicantumkan di buku ini. Tetapi diumumkan langsung pada saat acara
pengumuman hasil lomba di TBM Kinanthi. Jadi penyusunan isi buku ini adalah
berdasar nomor urut pengumpulan karya peserta. Dan khusus dalam buku ini, di
luar juara resmi yang ditentukan oleh juri resmi, setiap peserta diajak untuk
menjadi “juri sendiri” (menilai sendiri) atas karya sendiri dan semua karya
peserta lain. Boleh jadi pilihan mereka dapat berbeda dengan pilihan juri resmi
yang diumumkan pada 8 Maret 2020.
Namun
bagaimana pun yang harus menjadi rujukan penilaian adalah standar-standar
penilaian seperti yang telah diuraikan tersebut di atas. Hal ini guna evaluasi
peserta untuk terus-menerus belajar dan meningkatkan diri dengan tidak cepat
berpuas diri. Sampai pada suatu saat di titik tertentu peserta nanti akan
melahirkan puncak karyanya sebagai hasil penghayatan dan pergulatan hidupnya
dalam sebuah puisi. Sesungguhnya pergulatan ini juga mewakili
pergulatan/pergumulan nilai hidup manusia seutuhnya yang bermartabat dan
berbudi luhur, tajam dan peka menghadapi segala sesuatu perubahan termasuk
nilai-nilai yang terus mengalami pergeseran, perubahan, pembaharuan.
Begitulah
kiranya filosofi atau landasan pemikiran “Piala Kinanthi”. Kepada seluruh Juara
I-II-III dan seluruh Juara Harapan, panitia dan dewan juri mengucapkan selamat
bahwa sesungguhnya, “Anda semua adalah Juara dan pertandingan terberat dalam
berkarya dan dalam hidup adalah melawan diri sendiri. ” Ini filosofi pamungkas
dalam Kejuaraan Menulis Puisi Piala Kinanthi I, II dan seterusnya. Selamat, Terus
Berkarya, Selamat Para Juara! Tetap mendaki!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar