Buku | Cerita Neneng


Sebagai sesama karya tulis prosa fiktif, inilah perbedaan singkat antara cerpen dan novel: cerpen bersifat menyempit dan novel bersifat meluas. Dengan menyempit berbagai permasalahan yang diangkat dalam sebuah cerpen difokuskan menjadi satu bahasan utama.
Dengan meluas masalah-masalah yang diangkat dalam novel dapat saling melengkapi, berkesinambungan dan kompleks. Semula penulis buku ini mengidentifikasi karyanya sebagai sebuah kumpulan cerpen (cerita pendek). Mengingat adanya kesamaan tokoh pelaku yang diangkat dalam setiap "cerpen" yaitu Neneng, apapun alur dan cerita setiap bab sesungguhnya dapatlah disalingsambungkan menjadi satu bangunan utuh yang meluas-berkesinambungan-kompleks sebagai satu ciri novel, maka penerbit memutuskan untuk menerbitkannya sebagai sebuah novel. Baik pada cerpen dan novel sebagai satu karya sastra utuh mesti memenuhi syarat ini yaitu padu dan kompak. Semakin padu dan kompak bangunan cerita dan isi yang disajikan makin baik novel dan cerpen sebagai karya sastra. Jadi apa pun teknik dan genrenya, utuh dan padunya semua unsur novel menjadi satu bangunan novel sangat diperlukan. Inilah yang harus dikejar oleh setiap pengarangnya. Misalnya, meski novel bersifat fragmentaris tetap ada benang merah antar setiap fragmennya sebagai keutuhan novel.Teknik fragmentasi novel ini seperti dilakukan oleh Laura Ingals dalam Little House in The Prairie sehingga novelnya seperti kumpulan cerpen. Tak heran banyak novel oleh berbagai penulis bersifat demikian.  

Tidak ada komentar: