Wacana | DRUMBAND MERUPAKAN EKSKUL PENTING BAGI PERKEMBANGAN ANAK

Oleh: Fathur Rohman

Dunia marching band kini di Indonesia semakin di minati, terbukti dengan maraknya kompetisi–kompetisi yang diadakan secara regional maupun nasional, bahkan event international pun semakin merebak. Sebagai salah satu contoh, di bulan November lalu APMB Kabupaten Bojonegoro mengadakan kompetisi Lomba Unjuk Gelar (LUG) di GOR Bojonegoro.
Ratusan siswa memenuhi GOR tersebut. Mulai dari siswa tingkat TK hingga SMA bahkan umum.
Salah satu contoh lagi, 10-12 Mei 2018 diselenggarakan kejuaraan di tingkat Provinsi Jawa Timur, yaitu Kapolda Cup 2018. Di sini akan memperebutkan piala bergilir dari Kapolda Jawa Timur.  Nah, dari sinilah karakter anak mulai terbentuk. Mereka akan belajar disiplin tinggi, kerja keras dan berkompetisi. Karena di dalam sebuah pendidikan marchind band memerlukan kedisiplinan dan kerjasama tim yang kuat. Tanpa hal tersebut mestahil mencapai ke sana.

Marching band merupakan bagian dari seni, seni musik dan ada juga di dalamnya seni tari. Terlebih di dalamnya terlibat banyak aspek lain selain seni. Seperti organisasi, kekompakan, hamonisasi, dan kekeluargaan yang terbangun di dalamnya. Sehingga, marching band menjadi salah satu seni yang memadukan nilai estetika bermusik dengan estetika kebersamaan, keragaman. Sehinggga, wajar apabila dunia marching band menjadi dunia tanpa batas. Di marching band sangat kompleks. Di dalamnya terdapat berbagai kelompok misalnya kelompok Percussion, kelompok Pits, kelompok Brass, dan juga Coloure guard. Selain itu ada Field commander dan Majored.

Dari berbagai kelompok tersebut tentunya pendidikannya juga sangat berbeda–beda. Di sinilah ada yang patut kita cermati, dari bermacam-macam perbedaan tersebut namun bisa menjadi satu visi dan tujuan yang kerap disebut one band artinya dari berbagai kelompok tersebut harus bisa satu tujuan dan satu misi yaitu Marching band.

Di Indonesia, marching band mulai diminati oleh semua kalangan, bahkan sejak berada di bangku sekolah tingkat PAUD/TK, SD, SMP, SMA, bahkan Pesantren maupun Perguruan Tinggi. selain itu, marchingband pun mampu merangkul anak-anak muda, bahkan hingga yang tua sekalipun sehingga mampu menekan angka kenakalan remaja.

Salah satu manfaat yang didapatkan dari marching band adalah melatih sense peserta didik dalam hal bermusik. Secara ilmiah musik akan merangsang  aktifnya otak bagian kanan yang cenderung jarang digunakan oleh mereka yang sehari-harinya lebih banyak berkutat dangan logika dan angka. Proses mengaktifkan otak kanan ini juga cukup bermanfaat dalam merangsang kreativitas setiap orang, Sehingga keberadaan marching band  sebagai ekstrakurikuler memang tidak bisa dianggap sepele. Satu kesalahan dari anggota akan membuat penampilan mereka kurang sempurna. Di sini siswa dilatih untuk melaksanakan peranya masing-masing sehingga mereka bertanggung jawab penuh dengan peran yang diberikan oleh pelatih atau instruktur. Dan sekaligus menyadarkan mereka bahwa kerjasama adalah faktor yang sangat penting apabila mereka berhasil. Sikap ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat yang nantinya diharapkan membuat para anggota menjadi warga  yang mampu berperan dan memberi manfaat bagi masyarakat di mana pun mereka tinggal.

Marching band memberikan kontribusi besar bagi pembangunan bangsa. misalnya, marching band memberikan kegiatan positif terhadap anak-anak sekolah dalam berorganisasi, memberikan kegiatan yang membangun sense kekeluargaan juga kekompakan, dan yang lebih lagi adalah, marching band mampu menjauhi anak-anak muda kita dari narkoba, kegiatan negatif seperti tawuran, dan perilaku yang merugikan orang lain maupun dirinya sendiri. Karena marching band, memberi jam kegiatan yang padat, bermanfaat, menghibur, dan merupakan kegiatan yang seharusnya rutin dilakukan.

Sayangnya, kegiatan marching band yang mampu menggerus kegiatan negatif sebagian besar anak bangsa di Indonesia ini masih kurang sentuhan dan dipandang sebelah mata oleh sebagian sekolah, pemerintah kabupaten maupun pemerintah daerah. Hal ini dianggap marching band hanya menghabiskan dana besar. Belum lagi, honor yang diberikan kepada sebagian besar instruktur ataupun pelatih marching band yang relatif kecil yang tidak sebanding dengan kesulitan dalam melatih, terutama instruktur ataupun pelatih di sekolah.

Siapapun yang mencintai dunia marching band dan drumband, mari terus kembangkan kemampuan dan bakat, agar kita mampu membuktikan bahwa kegiatan marching band ini mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di hadapan dunia.


Penulis:
Fathur Rohman, RT 04 RW 04 Desa Bumirejo Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Guru dan pelatih marching band ‘Lintang Sembilan’ SMA Ahmad yani 2 Baureno dan pengurus Asosiasi Pelatih Marching Band Kabupaten Bojonegoro (APMB) Kab. Bojonegoro.


Tidak ada komentar: